Free Gift

Pujian Purbaya,Danantara ke China Negosiasi Utang Whoosh Ditemani AHY: Saya Nggak Ikut kan,Top

Sabo, –Rencana Danantara pergi ke China untuk negosiasi utang proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) alias Whoosh mendapatkan dukungan dari Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa.

Utang proyek Whoosh yang mencapai triliunan rupiah itu sempat diusulkan dibayar memakai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), namun dengan tegas ditolak oleh Purbaya. 

Kini, Purbaya yang mengaku tidak ikut ke China memuji langkah Danantara mencari solusi untuk pembayaran utang tersebut. 

Kabar Danantara akan pergi ke China disampaikan oleh Kepala Badan Pengaturan (BP) BUMN sekaligus Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria.

Dony menuturkan, pihaknya bakal mengutus tim terbang ke China untuk membahas soal negosiasi utang seperti jangka waktu pinjaman, bunga, hingga mata uang yang bakal digunakan.

Namun, Dony tidak menjelaskan kapan negosiasi utang itu akan dilakukan.

“Kami akan berangkat lagi (ke China) juga untuk menegosiasikan mengenai term daripada pinjaman”  katanya di Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Kamis (23/10/2025) melansir YouTube Kompas TV.

“Ini menjadi point of negosiasi kita kali ini berkaitan sama jangka waktu pinjaman, suku bunga, kemudian juga ada beberapa mata uang yang juga akan kita diskusikan dengan mereka,” imbuhnya. 

Dony juga menjelaskan keberangkatan ke China tidak hanya diikuti oleh tim dari Danantara tetapi juga dari unsur pemerintah.

Dari unsur pemerintah, bakal diwakili oleh Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

“Kita sudah diskusikan juga dengan Menko Infrastruktur untuk segera kita negosiasikan. Hubungan kita (dengan China) juga bagus, komunikasi bagus,” ujarnya.

Ketika ditanya, apakah dengan mengajak unsur pemerintah berarti utang Whoosh akan turut menggunakan APBN, Dony tidak menjawab secara gamblang.

Dony hanya mengatakan, Danantara bakal terus mencari opsi terbaik terkait pelunasan utang Whoosh dan menegaskan pihaknya tetap mengikuti aturan dari pemerintah.

“Kita akan mencari opsi terbaik yang belum tentu pakai itu (APBN -red), dan kami mengikuti saja arahan pemerintah. Toh Danantara sebetulnya yang paling penting bagaimana beroperasi dengan baik,” tegasnya.

Lebih lanjut, Dony meminta masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan terkait utang proyek Whoosh.

Dony menyebut, Whoosh kini sudah bermanfaat bagi masyarakat dan akan terus meningkatkan kualitas pelayanan kereta cepat Jakarta-Bandung itu. 

Doni menjelaskan, Whoosh saat ini bisa mengangkut penumpang hingga 30 ribu orang per hari.

“Mengenai penyelesaian keuangan menurut saya itu kan hanya opsi saja, tetapi yang paling penting kita sampaikan kepada masyarakat bahwa secara operasional, KCIC itu sudah memberikan positif secara operasional, sehingga tidak khawatir dalam proses operasional,” tuturnya.

Pujian Purbaya: Top!

Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa, memuji langkah Badan Pengelola (BP) Danantara yang bakal terbang ke China untuk membahas restrukturisasi utang pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) alias Whoosh.

“Bagus (Danantara ke China negosiasi utang). Saya nggak ikut kan. Top!” kata Purbaya di Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Kamis (23/10/2025).

Ketika meminta penegasan apakah ikut ke China karena Dony sempat mengatakan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bakal mewakili unsur pemerintah, Purbaya menegaskan tidak ikut.

Dia menilai ikutnya AHY ke China bukan dalam rangka mencampuri negosiasi utang antara Danantara dan China, tetapi hanya menyaksikan saja.

“(Pemerintah) paling menyaksikan. Kalau mereka udah putus kan udah bagus. Top!” ujarnya.

Purbaya turut menegaskan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tidak akan ikut campur apapun dalam restrukturisasi utang Whoosh tersebut.

Dia mengungkapkan alasannya karena proyek tersebut adalah kerjasama yang bersifat business to business (B2B).

“Nggak (ikut campur restrukturisasi utang Whoosh), saya sebisa mungkin nggak ikut. Biar aja mereka selesaikan business to business. Jadi top!” kata Purbaya.

Utang dan Bunga Whoosh

Investasi pembangunan Whoosh mencapai 7,27 miliar dollar AS atau Rp120,38 triliun.

Namun, dari seluruh investasi itu, total sebesar 75 persen dibiayai melalui utang ke China Development Bank (CDB) dengan bunga tiap tahunnya sebesar 2 persen.

Dari segi pembayaran utang, skema yang disepakati yaitu tetapnya besaran bunga yang disepakati selama 40 tahun pertama.

Pada pertengahan pembangunan, turut terjadi pembengkakan biaya (cost overrun) yang mencapai 1,2 miliar dolar AS.

Pihak PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) pun menarik utang lagi dengan bunga yang lebih tinggi yakni sebesar 3 persen.

Adapun separuh utang untuk membiayai cost overrun itu berasal dari tambahan pinjaman CDB dan sisanya dari patungan modal BUMN Indonesia dan pihak China.

Direktur Utama (Dirut) PT KAI kala itu, Didiek Haryanto mengatakan besaran bunga utang pembangunan Whoosh dari CBD terbagi menjadi dua tergantung pada denominasi utang.

Total utang 542,7 juta dollar AS diberikan dalam denominasi dollar AS sebesar 325,6 juta dollar AS (Rp 5,04 triliun) bunganya 3,2 persen dan sisanya sebesar 217 juta dollar AS (Rp 3,36 triliun) diberikan dalam denominasi renminbi alias yuan (RMB) dengan bunga 3,1 persen. 

“Tingkat suku bunga flat selama tenor 45 tahun. Untuk loan (denominasi) dollar AS 3,2 persen, untuk loan dalam RMB 3,1 persen,” ujar Didiek. 

Didiek mengatakan, utang dari CBD ini digunakan untuk menutupi porsi cost overrun KCJB yang ditanggung oleh konsorsium Indonesia sebesar 75 persen dan 25 persen sisanya akan dipenuhi dari PMN yang bersumber dari APBN Indonesia. 

“Pinjaman dari CDB merupakan pendanaan cost overrun dari pinjaman porsi konsorsium Indonesia 542,7 juta dollar AS. Untuk porsi equity porsi konsorsium Indoensia telah dipenuhi dari PMN,” tutur Didiek. 

(Tribunnews.com/Tribunnews.com)

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar