
Sepekan ini, langit akan dihiasi oleh pertunjukan cahaya kosmik yang memukau saat hujan meteor Orionid mencapai puncaknya. Fenomena ini menawarkan kesempatan emas untuk menyaksikan puluhan bintang jatuh.
Hujan meteor Orionid aktif sepanjang Oktober hingga awal November, tapi puncaknya akan terjadi pada 21-22 Oktober 2025 malam. Pada puncaknya, pengamat di lokasi yang gelap dan jauh dari polusi cahaya dapat menyaksikan antara 10 hingga 20 meteor per jam.
Keistimewaan tahun ini adalah puncak hujan meteor bertepatan dengan fase Bulan baru, yang berarti langit akan gelap gulita tanpa gangguan cahaya Bulan, menciptakan kondisi ideal untuk berburu meteor.
Meteor-meteor Orionid dikenal karena kecepatan dan kecerahannya. Seringkali, meteor ini meninggalkan “jejak” atau garis cahaya yang bersinar selama beberapa detik setelah melesat di atmosfer.
Pemandangan ini terjadi saat Bumi melintasi jalur puing-puing es dan debu yang ditinggalkan oleh komet paling terkenal sepanjang masa, Komet Halley.
Setiap kali Komet Halley mendekati matahari dalam orbit 76 tahunnya, ia melepaskan material yang kemudian menjadi hujan meteor saat bersinggungan dengan atmosfer Bumi.
Tips Menyaksikan Hujan Meteor Orionid
Untuk mendapatkan pengalaman terbaik, perhatikan beberapa tips berikut:
Cari Lokasi Gelap: Pergilah ke tempat yang jauh dari lampu kota. Semakin gelap lokasi Anda, semakin banyak meteor redup yang bisa Anda lihat.
Waktu Terbaik: Waktu pengamatan terbaik adalah setelah tengah malam hingga menjelang fajar. Ini adalah saat di mana titik radian hujan meteor, atau titik di langit tempat meteor tampak berasal, berada tinggi di langit.
Temukan Rasi Bintang Orion: Meskipun meteor dapat muncul di seluruh bagian langit, titik radiannya berada di dekat konstelasi Orion, sang Pemburu. Menggunakan rasi bintang ini sebagai patokan bisa membantu, namun pandangan terbaik didapat dengan mengamati area langit yang luas di sekitarnya.
Bersabar: Beri waktu sekitar 30 menit bagi mata Anda untuk beradaptasi sepenuhnya dengan kegelapan. Anda tidak memerlukan teleskop atau binokular, karena meteor paling baik dinikmati dengan mata telanjang.
Siapkan Kenyamanan: Kenakan pakaian hangat dan bawa kursi yang nyaman atau alas untuk berbaring, karena mengamati meteor adalah permainan menunggu.
Jangan lewatkan kesempatan langka ini untuk menyaksikan serpihan Komet Halley yang terbakar di atmosfer dan melukis langit malam dengan cahaya gemerlapnya.

Sedikit soal Komet Halley
Hujan meteor Orionid disebabkan oleh puing-puing es dan debu yang ditinggalkan oleh Komet Halley saat melintasi tata surya. Menurut Jaringan Meteor Inggris (UK Meteor Network), meteor yang kita lihat hari ini berasal dari puing-puing yang ditinggalkan Komet Halley ratusan tahun yang lalu, karena orbit komet saat ini tidak membawanya cukup dekat ke Bumi untuk menghasilkan meteor.
Ketika Bumi melintasi puing-puing komet tersebut, “serpihan-serpihan komet” itu memanas saat memasuki atmosfer Bumi, menghasilkan “bintang jatuh” mengesankan yang melesat di langit.
Komet Halley membutuhkan waktu sekitar 76 tahun untuk mengorbit matahari satu kali dan baru akan memasuki tata surya kembali pada tahun 2061.
Nama komet ini diambil dari nama astronom Inggris, Edmond Halley, yang meneliti laporan tentang komet yang mendekati Bumi pada 1531, 1607, dan 1682.
Ia menyimpulkan bahwa semua penampakan tersebut adalah komet yang sama yang kembali berulang kali. Halley memprediksi komet tersebut akan kembali pada 1758. Meskipun ia tidak sempat hidup untuk menyaksikan kembalinya komet yang telah ia prediksi dengan benar, komet itu kemudian dinamai untuk menghormatinya.






