Sabo Rekaman memperlihatkan momen menarik ketika Menteri Keuangan RI Purbaya Yudhi Sadewa datang terlambat menghadiri acara penyerahan barang bukti korupsi di Gedung Kejaksaan Agung RI, Jakarta, pada Senin (20/10/2025).
Acara tersebut dihadiri langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto, Jaksa Agung ST Burhanuddin, serta Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin.
Saat kegiatan dimulai, Presiden Prabowo dan Jaksa Agung sudah tampak berbincang di hadapan tumpukan uang hasil pengungkapan kasus korupsi.
Beberapa saat kemudian, Purbaya terlihat tergesa-gesa memasuki ruangan dan menghampiri Presiden.
Ia memberi salam hormat dengan gestur tubuh sedikit membungkuk, seolah menyampaikan permintaan maaf karena datang terlambat.
Momen menjadi mencuri perhatian ketika Purbaya tampak seperti hendak melakukan push-up, namun gerakan itu urung dilakukan setelah Presiden menepuk bahunya dan memberikan isyarat santai.
Setelah itu, Purbaya bergabung mengikuti prosesi Penyerahan Uang Pengganti Kerugian Negara sebesar Rp13.255.244.538.149, hasil pengungkapan kasus tindak pidana korupsi pemberian fasilitas ekspor Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya.
Menurut laporan Kompas.com, penyerahan uang senilai Rp13 triliun ini menjadi bagian dari upaya Kejaksaan Agung RI dalam mengembalikan kerugian negara dari sektor minyak sawit mentah (CPO).
Jaksa Agung ST Burhanuddin menegaskan bahwa langkah ini membuktikan komitmen Kejaksaan Agung dalam menegakkan hukum dan mengembalikan keuangan negara dari berbagai kasus besar.
“Khususnya sektor-sektor yang menyangkut harkat hidup rakyat,” ujar Burhanuddin.
Ia menambahkan bahwa Kejaksaan Agung juga telah melakukan penindakan kasus korupsi di sektor garam, gula, dan baja, yang dinilai berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.
“Barang rampasan negara berupa uang akan kami serahkan kepada Kementerian Keuangan, sebagai instansi yang berwenang mengelola keuangan negara,” jelasnya.
Dengan penyerahan ini, Kejaksaan menegaskan bahwa seluruh uang hasil penyitaan perkara CPO kini resmi diserahkan kepada Kementerian Keuangan, menandai langkah nyata pemerintah dalam memulihkan kerugian keuangan dan perekonomian negara.
Prabowo Bercanda Soal Gelar Purbaya
Diketahui, Prabowo menghadiri acara penyerahan uang pengganti kerugian negara sebesar Rp 13 triliun dari kasus korupsi fasilitas ekspor Crude Palm Oil (CPO).
Momen bersejarah ini tak hanya menjadi simbol kembalinya uang rakyat, tetapi juga menghadirkan sisi lain dari sang presiden santai, jenaka, namun tetap berwibawa.
Dengan gaya khasnya yang lugas dan penuh humor, Prabowo membuka sambutan dengan menyapa satu per satu pejabat yang hadir di hadapannya.
Ia memulai dari sang tuan rumah, Jaksa Agung RI, Profesor ST Burhanuddin. Suaranya lantang dan penuh penghormatan,
“Yang saya hormati dan saya banggakan, Jaksa Agung RI Profesor ST Burhanuddin beserta seluruh jajaran Kejaksaan Agung yang saya banggakan.” Tepuk tangan pun bergema di ruangan, menandakan penghormatan bersama kepada sang jaksa agung.
Tak berhenti di situ, Prabowo melanjutkan sapaan kepada para tokoh penting lain yang turut hadir.
Ia menyebut nama Menteri Pertahanan Jenderal (Purn) Sjafri Sjamsoeddin dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, dua sosok yang juga pernah menempuh perjalanan panjang di dunia militer seperti dirinya.
Namun, suasana benar-benar mencair ketika giliran Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa disapa.
Dengan nada bersahabat dan sedikit gurauan, Prabowo berkata, “Menteri Keuangan, Saudara Purbaya Yudhi Sadewa.”
Setelah sejenak menatap ke arah Menkeu, ia menambahkan dengan tawa ringan, “You ada (gelar) profesornya enggak?”
Tawa kecil pun pecah dari hadirin yang memenuhi aula.
Purbaya, yang dikenal sebagai ekonom jebolan Purdue University, Amerika Serikat, tampak tersenyum menanggapi gurauan itu.
Begitu mendengar bahwa sang menteri belum bergelar profesor, Prabowo kembali berkelakar, “Belum, belum. Sebentar lagilah.”
Candaan itu tak berhenti di satu orang saja. Prabowo kemudian menoleh ke arah Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, dan kembali melontarkan canda segar.
“Udah doktor? Belum doktor,” ujarnya sambil tersenyum.
“Saya juga belum,” imbuhnya, membuat suasana ruangan semakin cair dan hangat.
Bahkan kepada Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Muhammad Yusuf Ateh, ia melontarkan pertanyaan serupa, “Udah doktor?” Saat Yusuf menjawab bahwa dirinya sudah bergelar doktor, Prabowo mengangguk sambil tersenyum lebar, disambut gelak tawa hadirin.
Namun di balik canda yang menghangatkan ruangan itu, ada keseriusan besar yang tengah berlangsung.
Acara tersebut menandai penyerahan uang pengganti kerugian negara dari kasus korupsi ekspor CPO yang nilainya mencapai Rp 13 triliun.
Secara simbolis, Jaksa Agung ST Burhanuddin menyerahkan uang sebesar Rp 13.255.000.000 kepada negara.
***
(TribunTrends/Jonisetiawan)






