Ringkasan Berita:
- Erick Thohir mengaku pusing mencari pelatih baru Timnas Indonesia usai memecat Patrick Kluivert.
- Rendahnya peringkat FIFA Timnas Indonesia serta maraknya bully-an di media sosial disebut menjadi penyebabnya.
- Meski begitu, ia menegaskan tidak akan memanggil kembali Shin Tae-yong untuk melatih skuad Garuda.
Sabo– Ketua Umum PSSI, Erick Thohir buka suara soal pelatih baru Timnas Indonesia, termasuk peluang Shin Tae-yong.
Pria yang juga menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) itu mengaku pusing mencari sosok yang tepat menggantikan Patrick Kluivert. Terlebih, FIFA Matchday sudah di depan mata, yakni pada 10–18 November 2025.
Sebelumnya, PSSI memutuskan mengakhiri kerja sama dengan Kluivert dan seluruh staf kepelatihan Belanda pada 16 Oktober 2025.
Keputusan ini diambil usai Timnas Indonesia tersingkir dari Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Dua kali menelan kekalahan beruntun, Jay Idzes dkk menyerah 2-3 melawan Arab Saudi dan ditekuk Irak 1-0 di ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia hingga harus merelakan mimpi lolos ke Piala Dunia.
Sejak ditunjuk menggantikan Shin Tae-yong pada 8 Januari 2026, Kluivert dikontrak dua tahun dengan opsi perpanjangan.
Patrick Kluivert sudah mendampingi Skuad Garuda dalam delapan pertandingan.
Dari delapan laga itu, ia mencatatkan tiga kemenangan, satu imbang, dan empat kali kalah.
Dua dari tiga kemenangan diraih saat melawan Bahrain di China saat ronde 3 Kualifikasi, masing-masing dengan skor 1-0. Sedangkan satu lainnya, menang atas Taiwan dalam laga uji coba.
Usai gagal di ronde 4 kualifikasi, Patrick Kluivert langsung pulang ke Belanda. Mantan pemain ajax itu bahkan tidak meminta maaf kepada rakyat Indonesia atas hasil buruk yang diraihnya.
Kini, fans Timnas Indonesia masih menanti pengumuman PSSI tentang pelatih baru untuk persiapan uji coba internasional FIFA November mendatang.
Saat ditanya soal peluang bagi Shin Tae-yong yang belakangan digadang-gadang untuk kembali melatih Timnas Indonesia, Erick Thohir memberikan jawaban tegas.
Ia bahkan tak memberikan peluang bagi mantan pelatih Ulsan HD itu kembali melatih Skuad Garuda.
“Shin Tae-yong itu masa lalu. Peluangnya 0 persen,” tegas Erick Thohir kepada BolaSport.com dalam sebuah pertemuan di Jakarta, Kamis (23/10/2025) malam.
Erick juga menekankan bahwa Indonesia harus move on dari pelatih lama.
“Kita mesti move on. Kalau kita move on sama Patrick, ya kita juga move on dengan Shin Tae-yong,” kata Erick dilansir dari skor.id.
Padahal, dulu ketika ditunjuk PSSI melatih Skuad Garuda pada 28 Desember 2019 menggantikan Simon McMenemy, Shin seolah menjelma menjadi penyelamat sekaligus pembangkit sepak bola Indonesia.
Dia dikontrak empat tahun dan menjadi orang Korea Selatan pertama dalam sejarah kepelatihan Indonesia.
Shin kemudian menjadi pelatih pertama yang berhasil membawa tim nasional Indonesia dalam tiga level usia, yaitu senior, U-23, dan U-20, lolos ke Piala Asia.
Dialah yang yang mengakhiri penantian 16 tahun timnas senior ketika lolos ke Piala Asia 2023, dia pula yang membawa tim U-23 lolos untuk pertama kali ke Piala Asia U-23.
Sepanjang kariernya di timnas senior, pelatih berusia 55 tahun itu menjalani 63 pertandingan dengan rincian 27 kali menang, 15 imbang, dan 21 kalah.
Dalam rekaman suara eksklusif yang disiarkan di YouTube Inews TV, Erick menjelaskan alasan pemecatan para pelatih Timnas Indonesia serta naturalisasi pemain yang tidak akan dihentikan.
Ia menyiratkan sebenarnya dirinya sayang melepas Patrick Kluivert dan tim karena strata kepelatihan sudah mulai terbentuk, berbeda dengan era Shin Tae-yong yang dinilai memiliki masalah komunikasi.
“Itu kalau enggak perform ya gitu. Walaupun sebenarnya kalau secara pribadi saya kurang gitu suka, karena membangun strata kepelatihan itu perlu waktu gitu kan. Nah, waktu saya masuk PSSI itu kan jelas antara Shin Tae-yong dan Indra Sjafri enggak bisa komunikasi,” katanya.
Sebab kata Erick, masing-masing pihak merasa senior dan punya keinginan.
“Masing-masing senior, masing-masing punya, ya kan enggak mudah. Nah, baru terakhir zamannya Patrick kita bisa bikin strata. Tapi itu pun karena gagal ya, gimana ya kan?,” kata Erick.
Karenanya, Erick mengaku saat ini pusing karena pelatih baru Timnas Indonesia belum ada dan masih harus dicarinya.
“Sekarang kalau ditanya pusing enggak? Pusing. Kenapa? Ini kan hilang pelatih senior, 20 dan 23. Tapi kan masalahnya, ya ini kan paket buat itu. Saya lagi berpikir coach Nova berhasil, kalau dia selesai U-17, maka dia U-20. Pelatih U-17 kita cari orang Indonesia kalau dapat,” ujar Erick.
Menurut Erick, jenjang kepelatihan sepak bola di Indonesia saat ini belum baik.
“Tipis. Kepelatihan orang Indonesia tuh tipis. Kenapa waktu itu STY nyari asisten juga susah, Patrick Kluivert menginterview 10 asisten pelatih juga enggak ketemu. Iya kan memang susah. Nah. Nah jadi memang kalau ditanya kapan kita pengumuman pelatihan baru? Belum. Saya masih perlu waktu konsolidasi dua hal,” kata Erick.
Yang pertama kata Erick, dirinya sedang membuka komunikasi ke banyak pihak melalui jaringan olahraganya secara internasional.
“Jangan sampai persepsi, yang kejadian beberapa kali terakhir ini, mempersulit posisi kita mencari pelatih. Karena kita mesti sadari ranking kita belum tinggi, masih rendah. Mencari pelatih di ranking seperti ini enggak mudah,” kata Erick.
Saat PSSI sebelumnya merekrut STY, kata Erick, sebenarnya tidak mudah meyakinkannya, karena saat itu ranking Indonesia di FIFA adalah 170.
“Nah sekarang 120 juga enggak mudah. Jadi yang sekarang saya lagi coba lakukan dengan jaringan internasional saya memberi confidence balik, bahwa ya kita tetap ingin punya longterm program. Apa yang terjadi kemarin-kemarin itu ya bagian dari tentu result yang harus dipertanggungjawabkan,” kata Erick.
Menurutnya beberapa pemain diaspora juga menghubunginya karena khawatir di bully di media sosial.
Hal itu katanya karena Rizky Ridho yang di mata mereka dihormati penggemar Timnas Indonesia, ternyata juga terkena bully.
“Dalam arti wah Ridho aja kena, apalagi gua. Nah, ini yang saya lagi rajut juga di pemain-pemain untuk menaikkan confidence-nya lagi. Bahwa ya it’s part of life, tapi percayalah federasi akan memprotect dia,” kata Erick.
Menurut Erick atas apa yang dilakukannya di PSSI, dirinya tidak takut dibully dan dikritik.
“Kalau itu kan saya sudah ulang-ulang, di beberapa statement publik saya, saya bilang saya tidak takut di kritik. Saya tidak takut dibully ya. Tapi tolong lindungi pemain dan pelatihan,” katanya.
Ia menjelaskan saat Gerald Vanenburg gagal di AFF, dan pelatih Indra Sjafri gagal di U-20, bully-an kepada mereka di medsos juga marak.
Hal itu katanya merugikan Indonesia, termasuk saat mencari pelatih baru.
“Itu merugikan posisi kita, sehingga kita mencari pelatih juga termasuk pemain agak sulit,” katanya.
Meski begitu Erick memastikan naturalisasi pemain akan terus dilakukan dan tidak mungkin berhenti.
“Gak mungkin kita menstop naturalisasi. Siapapun yang terbaik, ada darah Indonesia dan mau memperkuat timnas, boleh. Lihat saja Maroko U-20. Coba isinya siapa?” pungkasnya.
(*)
(WartaKota/Budi Sam Law Malau) (BolaSport.com/Taufik Batubara)
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Alasan Erick Thohir Belum Tentukan Pelatih Baru Timnas Indonesia, yang Pasti Tutup Pintu Bagi STY, https://wartakota.tribunnews.com/wartabola/871942/alasan-erick-thohir-belum-tentukan-pelatih-baru-timnas-indonesia-yang-pasti-tutup-pintu-bagi-sty.
Editor: Budi Sam Law Malau






