JAKARTA, Sabo — Rencana perluasan Halte Transjakarta Tanjung Duren, Jakarta Barat, yang dinilai sangat sempit menuai beragam pendapat dari para penggunanya.
Rafik (22), seorang pekerja komuter yang kerap menggunakan Halte Tanjung Duren menilai, perluasan halte tersebut sudah sangat mendesak.
Sebab, Halte Tanjung Duren merupakan salah satu titik krusial yang menopang mobilitas warga di kawasan tersebut.
“Saya sangat setuju sih kalau memang area diperluas, karena memang halte ini tuh penting banget,” ujar Rafik saat ditemui Sabo.
Meski bukan menjadi halte utama di kawasan Jakarta Barat, tetapi Tanjung Duren menjadi penting karena berlokasi di tengah-tengah kantor, mal, hingga universitas.
Rafik mengaku tidak bisa bersabar dan menilai eksekusi perluasan pada 2026 masih terlalu lama.
Terutama, mengingat perluasan adalah rencana perbaikan jangka pendek, bukan jangka panjang.
“Jujur menurut saya kelamaan ya untuk proyek jangka pendek, harusnya bisa lebih cepat. Karena udah mulai mendekati akhir tahun, pasti aktivitas warga makin meningkat. Kecuali, memang itu revitalisasi jangka panjang,” kata dia.
Sementara itu, Afan (33), seorang pekerja di kawasan perkantoran APL Tower Central Park mengaku tak mempermasalahkan apabila perluasan halte baru dilakukan pada 2026 mendatang.
“Kalau ditanya pengennya, ya pasti pengennya secepatnya, kalau bisa besok langsung jadi. Cuma, saya realistis aja. Proyek pemerintah kan pasti butuh proses,” kata Afan.
Setidaknya, pemerintah sudah memberikan perhatian untuk membenahi layanan di Halte Tanjung Duren.
“Yang penting itu ada kepastian lah dan niatnya. Daripada dijanjiin cepat tapi endingnya ditunda-tunda terus atau hasilnya seadanya,” ucap dia.
Harapan pengguna
Afan berharap agar proses perluasan halte dapat berjalan dengan lancar.
Maka dari itu dia berharap perluasan Halte Tanjung Duren tetap memperhatikan kenyamanan pengguna.
Tak hanya itu, dia juga berharap nantinya PT Transjakarta bisa menyediakan kursi dan penambahan pintu kedatangan bus.
“Semoga hasilnya nanti signifikan lah, area tunggunya jauh lebih luas. Mungkin bisa ditambahin kursi tunggu atau pintu masuk bus yang lebih banyak,” ujar dia.
Sementara itu, Rafik menyampaikan harapan tak hanya untuk perbaikan Halte Tanjung Duren, melainkan mengenai regulasi sterilisasi jalur Transjakarta.
“Kadang juga bus terlambat biasanya gara-gara macet dari Petamburan sama Kota Bambu. Itu gara-gara jalurnya ikut dipakai mobil biasa, jadi ikutan macet,” ucap Rafik.
Dia berharap jalur Transjakarta bisa steril agar terbebas dari macet dan mempercepat interval kedatangan bus, sehingga mengurangi kepadatan di dalam halte.
“Harapannya pemerintah mulai menggalakkan sterilasi jalur Transjakarta. Itu pasti bisa bikin bus datang lebih cepat, dan semoga pemerintah bisa cepat lah perluasannya, jangan cuma galian doang yang banyak,” ucap dia.
Diketahui, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) dalam proses perencanaan untuk memperluas Halte Tanjung Duren yang dikeluhkan karena terlalu sempit oleh para penggunanya.
Kepala Departemen Humas dan CSR PT Transjakarta, Ayu Wardhani menyebut pihaknya akan melakukan ekstensi fungsional sebagai solusi jangka pendek untuk mengatasi keluhan pengguna.
“Langkah yang akan kami ambil adalah melakukan ekstensi fungsional pada Halte Tanjung Duren eksisting,” jelas Ayu saat dikonfirmasi Sabo, Minggu (19/10/2025).
Nantinya, area tunggu penumpang atau peron di Halte Tanjung Duren akan diperluas sementara, dengan tetap mengaktifkan operasional halte tersebut.
PT Transjakarta pun saat ini telah melakukan pengukuran terhadap area halte yang masih memungkinkan untuk digunakan dalam perluasan.
Proyek ekstensi fungsional tersebut ditargetkan dimulai pada awal tahun 2026 mendatang.
“Kami sudah mengukur ketersediaan lahan yang dapat dimaksimalkan penggunaanya. Kami menargetkan untuk bisa memulai pembangunan ekstensi fungsional ini di awal tahun 2026, untuk memberikan solusi terbaik atas kepadatan yang dikeluhkan pelanggan,” ujar Ayu.






