AMBON, Sabo – Kasus keracunan massal program makan bergizi gratis (MBG) menimpa ratusan siswa 4 sekolah di Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku.
Usai menyantap hidangan tersebut, ratusan siswa kemudian mengalami gejala mual dan muntah serta diare dan pusing kepala.
Ada dari sejumlah siswa yang mengalami muntah darah hingga mengeluarkan busa putih dari mulutnya.
Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku La Ode Anwar Tiha mendesak pemerintah daerah setempat dan aparat berwenang untuk segera melakukan investigasi atas terjadinya kasus tersebut.
“Kami menuntut agar Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat dan aparat penegak hukum segera turun tangan melakukan investigasi untuk mencari tahu apa penyebab masalah ini,” kata Anwar kepada Sabo, Selasa, (21/10/2025).
Anwar meminta pemerintah dan aparat berwenang harus segera turun tangan, karena kasus yang terjadi bukanlah masalah sepele.
Namun menyangkut keselamatan para siswa, apalagi jumlah korban dalam kasus tersebut sangat banyak.
“Ini bukan masalah sepele, ini kasus sangat serius yang harus diusut tuntas, mengapa kejadian ini bisa sampai terjadi,” katanya.
Selain melakukan investigasi, Anwar juga meminta agar program MBG di wilayah tersebut segera dievaluasi secara menyeluruh, agar kasus serupa tidak kembali terjadi.
Ia juga mendesak agar dapur penyedia MBG bagi para siswa yang diduga bermasalah diberikan sanksi tegas dan tidak sebatas teguran.
“Jika terbukti bersalah, maka dapur penyedia MBG yang lalai, selain kontraknya diputus, penyedia juga harus bertanggung jawab secara hukum,” tegasnya.
Ia meminta agar aparat pemda dan aparat kepolisian tidak menyepelekan kasus tersebut sebab, masalah yang terjadi menyangkut kesehatan dan keselamatan para siswa di wilayah itu.
Kasus ini hendaknya dijadikan pelajaran guna memperketat standar penyediaan makanan bergizi bagi siswa sesuai ketentuan yang berlaku.
“Sebagai catatan, penyedia makanan di sekolah harus benar-benar profesional dalam menjaga standar kebersihan, kualitas bahan pangan hingga proses pengolahan dan pengemasannya,” ucapnya.
Terkait desakan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Gariman Kurniawan mengaku investigasi terkait kasus tersebut bukan merupakan kewenangan dari dinasnya.
Meski begitu, pihaknya saat ini ini telah mengambil kebijakan untuk menutup sementara semua dapur penyedia MBG di wilayah tersebut.
“Untuk masalah investigasi itu bukan kewenangan kita. Tapi untuk antisipasi, sementara ini kita sudah keluarkan surat untuk menghentikan sementara kegiatan MBG di semua dapur MBG,” kata Gariman.
Dinas Kesehatan kata Gariman juga akan segera melakukan mendatangi semua dapur pengelola MBG yang ada di wilayah tersebut untuk memastikan standar penyediaan makanan bergizi bagi siswa diterapkan sesuai aturan.
“Mulai Jumat besok kita akan lakukan inspeksi ke semua dapur MBG,” katanya.
Sebelumnya ratusan siswa di 4 sekolah yakni SD Inpres Talaga Ratu, Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Seram Bagian Barat, SMA Negeri 1 Kairatu dan Taman Kanak-kanak Talaga Ratu di Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku mengalami keracunan usai menyantap hidangan MBG pada Senin (20/10/2025).
Adapun hidangan yang disajikan bagi ratusan siswa di 4 sekolah tersebut yakni nasi putih, telur, tahu dan sayur.
Usai menyantap hidangan tersebut, ratusan siswa kemudian mengalami gejala mual dan muntah serta diare dan pusing kepala.
Ada dari sejumlah siswa yang mengalami muntah darah hingga mengeluarkan busa putih dari mulutnya.






