Free Gift

Reses di Sungai Nangka Balikpapan,Wahyullah Bandung Angkat Isu Sampah Jadi Peluang Ekonomi Baru

Sabo,BALIKPAPAN – Anggota DPRD Kota Balikpapan,Kalimantan Timur, Ar Wahyullah Bandung, menggelar Reses Masa Sidang I Tahun 2025/2026 pada Rabu malam (22/10/2025).

Kegiatan yang berlangsung di Lapangan Volly Kampung Buton RT 24, Kelurahan Sungai Nangka, Kecamatan Balikpapan Selatan ini dihadiri ratusan warga serta menghadirkan sejumlah narasumber. 

Hadir sebagai keynote speaker Ketua Umum Asosiasi Bank Sampah Indonesia, Saharuddin, yang menyampaikan pentingnya pengelolaan sampah berbasis masyarakat.

Kegiatan juga turut dihadiri Plt. Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup sekaligus Kepala Bidang Kebersihan dan Pengelolaan DLH Balikpapan, Dodi Yulianto, serta Lurah Sungai Nangka, Zainul Husni Suryadi. 

Selain penyerapan aspirasi warga, juga disediakan pemeriksaan kesehatan gratis bagi peserta yang hadir.

Dalam penyampaiannya, Wahyullah Bandung menjelaskan bahwa kegiatan reses merupakan salah satu tugas pokok anggota DPRD dalam menjaring aspirasi masyarakat di luar gedung dewan.

Ia menegaskan, reses menjadi sarana penting untuk menampung saran, masukan, dan kritik konstruktif dari warga.

“Saya orang yang siap dikritik, asalkan kritiknya membangun,” ujarnya. 

Wahyullah menambahkan, seluruh aspirasi warga yang disampaikan lewat reses maupun forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) kini tercatat secara digital.

Proses tersebut, kata dia, memungkinkan usulan masyarakat terpantau oleh seluruh pihak termasuk aparat penegak hukum. 

“Jadi harus jelas yang kita sampaikan karena semua usulan kini masuk ke sistem,” terangnya.

Selain menyerap aspirasi, Wahyullah juga memaparkan beberapa program kerja yang telah dijalankannya selama menjadi wakil rakyat.

Di antaranya adalah pendampingan UMKM, santunan kedukaan, dan bantuan pengurusan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.

“Kalau rumah tipe 70 ke bawah, saya bantu gratis. Tapi kalau tipe 100 ke atas, ya harus bayar,” ujarnya disambut tawa warga.

Pada kesempatan itu, Wahyullah Bandung mengungkapkan bahwa fokus utama reses kali ini adalah pengelolaan sampah sebagai potensi ekonomi baru.

Ia mengaku telah meninjau berbagai lokasi pengelolaan sampah di Jakarta, Bantar Gebang, hingga Bali, dan menemukan bahwa sampah bisa menjadi komoditas bernilai jual tinggi.

“Saya sudah lihat sendiri. Di luar daerah, plastik bekas bisa diolah dan dijual hingga menjadi barang ekspor,” tegasnya.

Wahyullah menjelaskan, pengelolaan sampah bukan hanya soal kebersihan, tetapi juga peluang ekonomi rumah tangga.

Ia mencontohkan, di wilayah RT 18 Sepinggan Baru, pengelolaan sampah rumah tangga telah berkembang hingga menghasilkan tabungan emas.

“Daripada waktu habis untuk menonton TikTok, ibu-ibu bisa memilah sampah dan mendapat penghasilan tambahan,” ujarnya. 

Menurut Wahyullah, penanganan sampah juga berkaitan erat dengan upaya pengendalian banjir di Balikpapan.

Ia menyoroti masih banyaknya warga yang membuang sampah sembarangan, bahkan ke saluran air.

“Saya pernah lihat kasur dibuang ke parit. Itu karena sampah tidak dikelola dengan baik,” katanya.

Politisi yang juga berlatar belakang perencana ini menilai, sampah seharusnya dikelola dari hulu agar tidak menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Manggar. 

Ia mengingatkan, tanpa langkah konkret, kapasitas TPA tersebut akan penuh pada 2028.

“Kalau tidak ditangani sejak sekarang, sampah bisa terhambur ke mana-mana,” ujarnya.

Untuk itu, Wahyullah berkomitmen membawa program bank sampah ke tingkat kelurahan dan RT di Sungai Nangka.

Ia menyebut langkah ini sebagai bagian dari upayanya membantu pemerintah dalam mengurangi beban sampah kota.

“Tujuannya agar warga bisa mendapatkan manfaat ekonomi dari pengelolaan sampah,” jelasnya.

Namun, Wahyullah juga mengakui masih ada sejumlah kendala di lapangan, termasuk bank sampah yang tidak lagi beroperasi.

Ia berencana berkoordinasi dengan narasumber dan pihak terkait untuk mengetahui penyebabnya.

“Apakah karena pengelola kurang aktif, atau minat masyarakat yang menurun, ini yang akan kita cari tahu,” katanya.

Ia berharap, semangat pengelolaan sampah bisa dimulai dari unit terkecil, yaitu RT dan kelurahan, sehingga warga dapat berpartisipasi langsung dalam menciptakan lingkungan bersih sekaligus produktif. 

“Kalau di daerah lain bisa menjadikan sampah sebagai industri yang menghasilkan, tidak ada alasan Balikpapan tidak bisa,” pungkasnya. (*)

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar