Sabo – Wakil Presiden (Wapres) ke-13 Ma’ruf Amin mewadahi ormas-ormas Islam, termasuk NU dan Muhammadiyah dalam Forum Musyawarah Ulama & Santri (Formula Santri). Di antara tujuannya adalah menangkis dampak buruk dari zaman yang sudah dipenuhi berita bohong atau dia sebut era post truth.
Ma’ruf Amin meresmikan lembaga Formula Santri di komplek Masjid Istiqlal Jakarta pada Kamis (23/10) sore. Hadir juga dalam kesempatan itu Menteri Agama (Menag) sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar. Ma’ruf Amin mengatakan Formula Santri diresmikan di tengah momentum peringatan Hari Santri Nasional 2025 yang jatuh pada 22 Oktober.
Untuk diketahui Formula Santri merupakan gagasan dari Ma’ruf Amin langsung. Dia menegaskan lembaga tersebut tidak terafiliasi dengan politik praktis. Formula Santri didirikan bertujuan untuk membangun konektivitas sekaligus penguatan peran ulama, kiai, cendikiawan muslim, dan santri. Untuk bersama-sama menjawab tantangan global mukti sektoral. Bukan semata urusan keislamaan, tetapi juga kebangsaan, pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya.
“Kiai harus lebih mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Ma’ruf Amin. Mantan Ketua Umum MUI itu mengatakan, kiai harus bisa mencerahkan pemikiran masyarakat di era post truth atau dia mengebutnya zamanul iltibas. Yaitu zaman yang penuh kesamaran, distrupsi, dan hoaks.
Ma’ruf mengatakan Formula Santri bukan ormas atau organisasi afiliasi politik. “Tetapi, tempat mudzakarah dan berkumpulnya ulama, kiai, dan para santri untuk membahas permasalahan yang terjadi di masyarakat agar tidak tersesat,” jelas dia.
Lebih lanjut Ma’ruf menegaskan bahwa Formula Santri jadi wadah atau tempat bersilaturrahim kiai lintas generasi dan lintas organisasi. Bukan hanya Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah saja, tapi semua ormas keagamaan Islam. “Ulama, kiai, dan santri harus menjadi fa’il. Bukan maf’ul bihi. (Kiai harus) Memberikan pencerahan kepada masyarakat dalam berbagai sendi kehidupan,” tandasnya.
Dalam kesempatan yang sama Menag Nasaruddin Umar menyambut baik hadirnya Formula Santri tersebut. “Formula Santri semoga bisa memberikan pencerahan kepada umat tentang Islam washatiyah,” kata dia.
Baginya ketika semakin banyak ulama, kiai, dan santri yang turun langsung membersamai umat, maka akan menghadirkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang aman, damai, tentram, dan sejahtera.
Pada kesempatan itu, Ketua Formula Santri Arif Fahrudin bersama KH. Dr. Irfan Zindy membacakan lima butir deklarasi. Yaitu Meneguhkan ukhuwah dan persaudaraan, lintas pesantren dan lintas generasi, dalam rel Ahlus Sunnah wal Jamaah.
Kemudian menghidupkan tradisi keilmuan dan adab, sebagaimana diwariskan oleh para guru dan salafus shalih. Selanjutnya menjawab tantangan zaman dengan panduan Al-Qur’an, Sunnah, dan kebijaksanaan turats Islam Nusantara.
Kemudian mendorong kemandirian santri, agar mampu menjadi pelita masyarakat dalam dakwah, pendidikan, dan ekonomi umat. Yang terakhir menjaga marwah ulama dan pesantren, sebagai benteng aqidah, akhlak, dan kemuliaan bangsa.
“Formula Santri bukan sekadar wadah, melainkan gerakan hati dan pikiran, untuk menghidupkan kembali ruh keislaman di tengah umat,” kata Arif. Dia mengatakan Formula Santri bergerak untuk umat, bangsa, dan negara. Supaya bisa menciptakan kehidupan masyarakat yang berakhlak dan beradab dalam bingkai Indonesia.






