PT Pasifik Satelit Nusantara atau PSN menargetkan peluncuran Satelit Nusantara 5 pada awal September. Nilai investasinya diperkirakan Rp 7 triliun sampai Rp 7,5 triliun.
CEO PSN sekaligus Ketua Asosiasi Antariksa Indonesia atau Ariksa Adi Rahman Adiwoso memastikan semua kebutuhan investasi PSN rampung. Satelit Nusantara 5 juga sudah berada di fasilitas Florida Space Coast, Amerika Serikat untuk persiapan alias processing sebelum diluncurkan.
“Dalam proses peluncuran. Kami sedang menunggu slot peluncuran dalam dua sampai tiga minggu ini,” ujar Adi ditemui usai Diskusi Panel Ariksa, di Jakarta Pusat, Kamis (21/8).
Ia belum memerinci tanggal pasti peluncuran Satelit Nusantara 5, karena jadwal kerap menghadapi risiko keterlambatan imbas faktor, seperti prioritas peluncuran satelit di Amerika Serikat, cuaca hingga persoalan teknis.
- Satelit Nusantara Lima Meluncur dari AS Bulan Depan, Kapasitas 160 Gbps
- Gagal Orbit, Puing Satelit Nusantara 2 Jatuh di Perairan Guam
- Meski di Tengah Pandemi, Satelit Nusantara Dua Siap Meluncur Juni 2020
“Sebab, peluncuran menggunakan roket Amerika. Di dalam perjanjian semua perusahaan swasta, kalau ada kepentingan negara, seperti defense, itu didahulukan,” ujar dia.
Meski demikian, Adi optimistis peluncuran Satelit Nusantara 5 tetap sesuai target. “Insha Allah akhir Agustus atau awal September, kami cek kembali,” Adi menambahkan.
Pemerintah juga memberikan insentif fiskal bagi pembangunan satelit sebagai bagian dari infrastruktur strategis. “Ada insentif sebagai infrastruktur yang dilaksanakan oleh BKPM,” ujarnya.
Satelit Nusantara 5 akan mencakup wilayah Indonesia, Filipina, dan Malaysia. Seluruh kapasitas satelit untuk Filipina telah disewa pemerintah setempat guna memperluas akses broadband.
“Seluruh kapasitas Filipina kami sudah diambil oleh pemerintah Filipina sendiri. Persis seperti Bakti untuk broadband mereka,” kata Adi.
Menurut dia, kebutuhan kapasitas satelit di kawasan masih terus meningkat. Saat ini total kapasitas yang tersedia dari Telkom dan PSN mencapai sekitar 400 Gbps. Padahal, studi Comdigital memperkirakan Indonesia membutuhkan 1 Tbps pada 2030.
“Sekarang ada Starlink. Kemudian AWS Kuiper dan lainnya. Kami berharap bisa mengisi seluruh kebutuhan Indonesia ke depan,” ujar Adi.
Satelit Nusantara 5 Kapasitas hingga 160 Gbps
Satelit Nusantara Lima (SNL) milik PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) dijadwalkan meluncur bulan depan, di Florida Space Coast, Amerika Serikat. Satelit itu diharapkan memperkuat konektivitas berkapasitas tinggi bagi pengguna di lebih dari 17 ribu pulau di Indonesia dan negara tetangga.
Melansir Satnews (10/8), Satelit Nusantara 5 dibangun oleh Boeing menggunakan platform 702MP dengan kapasitas lebih dari 160 Gbps untuk mendukung akses internet broadband dan layanan komunikasi esensial di Indonesia dan pasar Asia Tenggara.
Satelit Nusantara 5 dilengkapi teknologi pemrosesan payload canggih yang memungkinkan kapasitas internet dan komunikasi diarahkan ke wilayah dengan kebutuhan tertinggi, termasuk kota besar, desa terpencil, atau daerah terkena dampak bencana.
“Indonesia merupakan salah satu negara pertama yang mengadopsi komunikasi satelit untuk menghubungkan warganya, dan Satelit Nusantara 5 melanjutkan warisan tersebut,” kata CEO PSN Group Adi Rahman Adiwoso, dikutip dari Satnews (10/8).
Satelit itu juga dilengkapi sayap surya buatan Spectrolab, anak perusahaan Boeing, yang dapat menghasilkan daya hingga 15 kW untuk mendukung operasi penuh selama misi 15 tahun.
Setelah peluncuran dan pengecekan di orbit, Satelit Nusantara 5 dijadwalkan mulai beroperasi komersial dari orbit geostasioner sekitar 35 ribu kilometer di atas permukaan bumi pada 2026.