Laporan Wartawan Sabo, Rozi Anwar
Sabo, LOMBOK TIMUR – Satuan Tugas (Satgas) makan bergizi gratis (MBG) ungkap penyebab puluhan siswa yang diduga keracunan setelah menyantap MBG di Kecamatan Peringgabaya, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Ketua satuan tugas MBG Muhammad Juaini Taofik, menyebut, penyebab dugaan keracunan puluhan siswa di Kecamatan Pringgabaya pada Jumat (17/10/2025) lalu itu, diakibatkan oleh tenggang waktu antara waktu penyajian MBG dengan jadwal penerimaan yang cukup lama.
“Begitu dapat informasi dari media, langsung saya dorong Dinas Kesehatan untuk langsung cek ke Puskesmas Batuyang, kalau tidak bisa ditangani Puskesmas langsung dirujuk ke Rumah Sakit terdekat,” katanya pada Selasa (21/10/2025).
Juaini mengungkapkan, dari hasil investigasi yang dilakukan, penyebab dugaan keracunan puluhan siswa di Kecamatan Pringgabaya adalah adanya tenggang waktu yang cukup lama dengan penyajian menu MBG dengan waktu dikonsumsi oleh siswa.
“Dari hasil investigasi kami Satgas, jarak waktu antara penyajian dengan waktu konsumsi itu lama. Bahkan ada juga siswa yang bawa pulang menu MBG nya,” jelasnya.
Sebagai bentuk mitigasi kejadian serupa tidak terulang kembali, Juaini merekomendasikan menu MBG tepat sasaran, dan jadwal konsumsi MBG harus sesuai. Ia juga meminta kepada pihak sekolah untuk memastikan MBG tidak dibawa pulang.
“Pastikan MBG itu diterima oleh siswa tepat sasaran, kalau memang itu untuk siswa ya jangan dibawa pulang sehingga waktu konsumsi juga tidak terlalu lama, makanan ini kan segar semua tanpa pengawet,” ungkap Juaini
Sekolah juga harus bisa memastikan MBG yang dibagikan kepada siswa jangan dibawa pulang,” sambung Juaini, yang merupakan menjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Lombok Timur.
Juaini berujar, MBG ini program yang baik sehingga diperlukan kolaborasi lintas sektor, mulai dari masyarakat, semua OPD dan pihak sekolah.
“Semua OPD kami dorong untuk ikut berkolaborasi, pihak sekolah juga kalau MBG nya sudah datang ya silahkan langsung dibagikan ke siswa dan konsumsi bersama-sama,” terangnya.
Sebelumnya, Puluhan siswa di Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur, NTB, dilarikan ke Puskesmas diduga keracunan menu makan bergizi gratis (MBG). Tak hanya siswa, guru yang mencicipi menu MBG juga mengaku merasa pusing.
Muhamad Takdir, wali murid di SMP Islam Terpadu Lukman Hakim Pohgading, mengatakan anaknya mulai merasa pusing dan mual setelah memakan menu nasi goreng dari MBG.
“Anak saya merasa sakit perut biasa dan muntah-muntah kemudian pusing dan mual setelah tadi dapat MBG, kebetulan tadi menunya nasi goreng,” terang Takdir.
Takdir mengaku nasi goreng yang diterima anaknya saat itu dalam kondisi baik dan tidak ada yang berubah dari segi rasa maupun aroma.
“Tidak ada rasa yang berubah, bahkan anak saya bilang rasanya itu enak dan makan nasi gorengnya tadi itu habis dimakan,” ujar Takdir.
Salah satu guru, LN, menuturkan tak hanya siswanya yang merasa mual dan pusing, tetapi guru yang mencicipi menu MBG juga merasakan kondisi yang sama.
“Ada juga guru yang mencoba mencicipi nasi goreng tadi sebanyak tiga orang dan mereka mual dan muntah juga. Siswa saya juga banyak yang terkena gejalanya tadi sore dilarikan ke Puskesmas,” pungkasnya.
(*)






