Setiap tanggal 24 Oktober, Indonesia memperingati Hari Dokter Nasional untuk menghargai jasa para tenaga medis yang berperan penting menjaga kesehatan masyarakat.
Tahun 2025 ini, peringatan tersebut memasuki usia ke-75 sejak pertama kali ditetapkan. Momen tersebut jadi pengingat betapa besar peran dokter dalam menjaga hak setiap individu untuk hidup sehat.
Lalu, seperti sejarah Hari Dokter Nasional? Berikut Sabo telah rangkum beberapa informasinya di bawah!
1. Awal mula lahirnya Hari Dokter Nasional
Sejarah Hari Dokter Nasional tak bisa dipisahkan dari berdirinya Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Jauh sebelum Indonesia merdeka, tepatnya tahun 1911, para dokter di Hindia Belanda membentuk organisasi bernama Vereniging van Indische Artsen atau Asosiasi Dokter Hindia Belanda.
Namun, semangat kebangsaan yang tumbuh di kalangan dokter pribumi membuat nama tersebut berubah menjadi Vereniging van Indonesische Genesjkundigen (VIG) pada tahun 1926. Lewat VIG, para dokter pribumi berjuang agar mendapat kesetaraan dengan dokter Belanda.
Salah satu perjuangan yang berhasil adalah memperjuangkan kenaikan gaji hingga 70 persen dari sebelumnya hanya 50 persen. Meski sempat dibubarkan pada masa pendudukan Jepang dan berganti menjadi Jawa Izi Hooko-Kai, semangat perjuangan itu tak pernah padam.
Setelah Indonesia merdeka, semangat itulah yang menjadi cikal bakal berdirinya IDI dan lahirnya Hari Dokter Nasional.
2. Lahirnya Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
Lima tahun setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada 30 Juli 1950, diadakan pertemuan antara PB Perthabin (Persatuan Thabib Indonesia) dan DP-PDI (Perkumpulan Dokter Indonesia).
Melalui pertemuan inilah muncul Panitia Muktamar Dokter Warganegara Indonesia (PMDWNI) yang dipimpin Bahder Djohan. Tujuannya jelas, yaitu membentuk organisasi dokter yang sepenuhnya dipimpin dan diisi oleh warga Indonesia.
Muktamar pertama Ikatan Dokter Indonesia (MIDI) pun digelar pada 22–25 September 1950 di Deca Park, dihadiri 181 dokter WNI. Dari sinilah IDI resmi lahir dengan Sarwono Prawiroharjono sebagai ketua umum pertamanya.
Namun, pengesahan secara hukum baru dilakukan pada 24 Oktober 1950 setelah R. Soeharto, selaku Panitia Dewan Pusat IDI, menghadap notaris R. Kadiman.
Dengan demikian, tanggal tersebut ditetapkan sebagai Hari Dokter Nasional dan diperingati setiap tahun hingga kini.
3. Perayaannya baru ada pada tahun 1994
Menariknya, perayaan Hari Dokter Nasional baru dimulai pada tahun 1994, empat dekade setelah IDI resmi berdiri.
Gagasan ini muncul berkat tulisan Agus Purwadianto, Ketua IDI Jakarta Pusat saat itu, berjudul “Hari Dokter, Mungkinkah?” yang dimuat di Harian Kompas pada 22 Oktober 1994.
Dalam tulisannya, Agus mengajak IDI untuk menjadikan Hari Dokter sebagai momentum penghargaan dan refleksi atas dedikasi para dokter Indonesia.
Dorongan tersebut akhirnya terwujud. Pada Muktamar XXII IDI di Ujungpandang (kini Makassar) yang digelar pada 22–27 Oktober 1994, untuk pertama kalinya Indonesia merayakan Hari Dokter Nasional.
Sejak saat itu, tanggal 24 Oktober pun menjadi simbol penghormatan bagi para dokter atas pengabdian dan perjuangan mereka menjaga kesehatan masyarakat dan bangsa.
Itu dia informasi tentang sejarah Hari Dokter Nasional, mulai dari lahirnya organisasi dokter pertama hingga akhirnya ditetapkan sebagai peringatan tahunan pada 24 Oktober.
Momen ini jadi pengingat untuk terus menghargai perjuangan para dokter yang tak kenal lelah menjaga kesehatan masyarakat Indonesia.
Musim Pancaroba, Dokter Anak Ingatkan Penyakit Ini agar Waspada! Benarkah Campak Dapat Menyebabkan Komplikasi pada Anak? Ini Kata Dokter Dokter ungkap Penggunaan Parfum Bisa Picu Kanker








