Free Gift

Sejumlah Selongsor Peluru Ditemukan di Lokasi Bentrok Antar Warga di Perbatasan. Diduga Milik UPF Timor Leste

Sabo – Sejumlah selongsor peluru ditemukan di lokasi bentrok antar warga di perbatasan RI – RDTL.

Selongsor – selongsor peluru ini ditemukan saat Dandim 1618/TTU, Letkol Arm Didit Prasetyo Purwanto, S.E bersama Kapolres TTU, AKBP Eliana Papote, S.I.K. M.M., serta sejumlah anggpta Satgas Pamtas RI – RDTL sektor barat, Brimob dan Anggota Polres TTU melakukan pemantauan menyeluruh di lokasi bentrokan.

Selongsor peluru kaliber 5,56 MM diduga milik Unit Patroli Perbatasan atau yang biasa disebut Unidade Patrola Fronteira (UPF) Timor Leste.

Adapun UPF Timor Leste ini adalah bagian dari Kepolisian Nasional Timor Leste yang bertugas menjaga keamanan dan mencegah pelanggaran serta kejahatan di sepanjang perbatasan darat antara Timor Leste dan Indonesia.

Balthasar Tpoi, salah satu warga masyarakat Desa Inbate, Kecamatan Bikomi Selatan, Kabupaten TTU, NTT kepada Wartawan menuturkan, Ia bersama sejumlah warga lain mendengar kurang lebih 7 kali letupan senjata laras panjang.

Ia mengungkapkan, senjata – senjata laras panjang tersebut digenggam oleh UPF Timor Leste ketika akan melakukan patok di wilayah perbatasan.

“Kami dengar ada 7 kali bunyi tembakan yang dilakukan oleh UPF Timor Leste. Tembakan yang dilepaskan itu salah satu mengenai warga kami bernama Paulus Taek Oki,” ujar Balthasar.

Menurut Balthasar, insiden ini bermula ketika mereka mendapatkan informasi bahwa ada aktivitas pemasangan patok atas wilayah yang dilakukan oleh UPF Timor Leste bersama sejumlah warga Timor Leste lainnya di kebun – kebun milik warga masyarakat Desa Inbate.

Usai menerima informasi tersebut, lanjut Balthasar, Ia bersama sejumlah warga Desa Inbate lain bergegas menuju ke TKP dan sesampainya di lokasi tersebut mereka melihat bahwa patok – patok yang dipasang oleh UPF Timor Leste sudah menerobos masuk terlalu jauh ke wilayah Indonesia yakni ke kebun – kebun mereka.

“Kami lihat mereka sudah patok masuk terlalu jauh ke wilayah Indonesia. Kami jelas tidak terima karena patok yang mereka pasang itu adalah kebun – kebun kami sehingga kami tolak,” jelas Balthasar.

Ia menambahkan, penolakan yang dilakukan oleh sejumlah masyarakat Desa Inbate ini sontak memantik reaksi pihak UPF Timor Leste sehingga merekapun kemudian menghujamkan sejumlah tembakan ke arah warga Indonesia yang melakukan aksi protes.

Mendengar adanya bunyi tembakan, sambung Balthasar, Ia bersama warga Inbate kurang lebih 20 orang yang datang ke TKP langsung merespon tembakan – tembakan itu dengan teriakan dan lemparan batu.

Balthasar mengungkapkan, warga di Desa Inbate merasa kecewa dan menolak dengan tegas pemasangan patok batas wilayah ini karena aktivitas tersebut dilakukan secara sepihak tanpa ada komunikasi pemasangan patok batas antara Negara Timor Leste dan Indonesia.

Ia menegaskan, sampai kapanpun, mereka akan tetap menolak pemasangan patok batas oleh pihak UPF Timor Leste yang telah menerobos masuk ke wilayah Indonesia.

“Kami akan tetap tolak jika pemasangan patok perbatasan ini masuk ke wilayah perkebunan kami. Tanah dan kebun – kebun kami adalah kehidupan kami. Maka sampai kapanpun, kademi akan tetap perjuangkan,” tegas Balthasar. ***

Want a free donation?

Click Here

Tinggalkan komentar