Free Gift

Selain Pintar Akademis, Ini 5 Cara Mendidik Anak agar Punya Empati

Belakangan ini, masyarakat dihebohkan dengan dua kasus di dunia pendidikan Indonesia. Yang pertama, orangtua justru melaporkan kepala sekolah yang menegur anaknya saat ketahuan merokok, alih-alih mendukung proses disiplin tersebut.

Kasus kedua yang lebih tragis adalah kasus Timothy, mahasiswa yang bunuh diri akibat dibully oleh teman sesama mahasiswa yang merupakan anak-anak pintar dan berprestasi, tapi justru minim empati.

Psikolog Anak dan Remaja, Mariska Johana M.Psi., lewat akun Instagram @psikolog.mariska, menyoroti hal ini. Menurutnya, kedua kasus ini berbeda tapi menunjukkan satu masalah yang sama, di mana orangtua sibuk mengajarkan anak untuk pintar, tapi lupa mengajarnya untuk punya hati.

Lantas, bagaimana cara mencegah hal ini? Mengutip dari penjelasan Psikolog Mariska, berikut Sabo rangkumkan 5 hal mendasar yang perlu Mama ajarkan pada anak.

1. Latih anak untuk mengenal dan mengelola emosi

Kecerdasan akademis (IQ) yang diajarkan pada anak belum termasuk dengan mengajarkan mereka cara mengelola rasa marah, sedih, atau kecewa, Ma.

Tanpa skill ini, anak bisa meluapkan emosi dengan cara yang destruktif, hingga akhirnya mereka bisa saja melukai orang lain tanpa disadari.

Itulah mengapa orangtua perlu mengajak anaknya untuk memberi nama pada perasaannya, misalnya mereka sedang sedih maka biarkan mereka untuk menangis sebagai luapan emosinya. Kemudian, diskusikan cara menenangkan diri yang sehat, seperti menarik napas atau berbicara, bukan dengan menyakiti orang lain.

2. Asah kemampuan empati anak sejak dini

AA1OqEtA

Menurut Psikolog Maura, anak yang pintar secara akademis saja tidak cukup, sehingga perlu adanya empati sebagai “penyeimbang” dari kepintaran.

Anak yang punya empati mampu melihat dari sudut pandang orang lain dan memahami bahwa tindakannya bisa melukai atau membahagiakan.

Cara mengajarkannya bisa dimulai dengan cara sederhana seperti bertanya, “Kira-kira, kalau kamu yang digituin temanmu, perasaan kamu gimana?” Ini membantunya belajar bahwa dunia tidak hanya tentang dirinya sendiri.

3. Tanamkan disiplin dan rasa tanggung jawab

AA1OqEtw

Disiplin itu bukan tentang takut dihukum, tapi tentang memahami konsekuensi dari apa yang mereka perbuat.

Ketika anak terbiasa disiplin, mereka juga akan terbiasa untuk bertanggung jawab akan sesuatu yang mereka jalankan.

Mama bisa mengajari anak untuk menahan keinginan sesaat dan menghormati aturan yang ada. Jika mereka tak bisa menghormati aturan yang ada, biasakan pada mereka untuk berani menanggung akibat dari pilihannya sendiri.

Dengan mengajarkan hal ini, anak akan melatih kontrol diri yang sangat dibutuhkan di kehidupan dewasa kelak nanti.

4. Pahami nilai dan nurani dalam diri

AA1OqnGX

Anak perlu punya pemahamannya sendiri tentang benar dan salah, yang didasari oleh rasa peduli, bukan sekadar takut ketahuan.

Orangtua bisa menanamkan pada anak tentang nilai kebaikan, kejujuran, dan bagaimana perbuatan kita memengaruhi orang lain.

Mengajarkan hal-hal tersebut nantinya bisa membantu anak untuk membentuk nurani yang akan membimbingnya saat sendiri, bahkan ketika orangtuanya sedang tidak mengawasinya.

5. Ajak anak memahami bahwa dunia itu luas

AA1NbROI

Dari kedua kasus yang disoroti Psikolog Mariska, ia menilai bahwa banyak anak pintar yang justru berakhir melukai orang lain karena pribadi yang nir-empati.

Untuk itu, orangtua perlu memberikan pemhaman pada anak bahwa di luar dirinya, ada banyak orang dengan perasaan dan hak yang sama-sama perlu dihargai.

Dorong ia untuk peka terhadap lingkungan, mendengarkan, dan memerhatikan orang sekitarnya, termasuk teman atau guru di sekolah. Kesadaran ini mencegahnya tumbuh menjadi pribadi yang egois dan nir-empati, agar tak berakhir melukai diri sendiri atau orang lain.

Jadi, Ma, mendidik anak yang hanya fokus pada kepintaran akademis ibarat membangun rumah di atas fondasi yang rapuh. Yuk, kita seimbangkan dengan kelima cara di atas untuk menanamkan empati dan nilai kebaikan.

Karena yang kita inginkan bukan hanya anak yang pintar, tapi juga manusia yang baik bagi sesamanya.

Semoga informasi di atas bermanfaat dan bisa jadi wawasan baru dalam mendidik anak kita ya, Ma.

Cara Mengajarkan Empati pada Anak sesuai dengan Usianya 7 Cara Mengajarkan Anak untuk Berempati dengan Metode Montessori Cara Mengajak Anak Belajar Empati Lewat Aksi Kecil

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar