Free Gift

Seruduk KPI dan Komdigi, Pagar Nusa: Negara Tidak Boleh Diam

Sabo, JAKARTA – Ribuan massa dari Pagar Nusa dan elemen santri berbagai daerah mengepung kantor Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Selasa (21/10).

Mereka menuntut pencabutan hak siar Trans7 akibat dugaan penistaan terhadap kiai dan pesantren melalui program Xpose Uncensored.

Aksi dipimpin langsung oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa Muchamad Nabil Haroen.

Gus Nabil dalam orasinya melontarkan pernyataan keras mengenai sikap negara.

“Negara tidak boleh diam. Ketika kebebasan berekspresi berubah menjadi penghinaan terhadap kiai dan pesantren, maka diamnya negara bukan netralitas, melainkan pengkhianatan terhadap konstitusi moral bangsa,” tegas Gus Nabil dari atas mobil komando.

Tiga Kali Melukai Umat, Pagar Nusa Tak Mau Lagi Ada Toleransi

Gus Nabil dalam pernyataannya mengungkap bahwa Trans7 telah tiga kali melakukan pelanggaran serupa: tahun 2012, 2013 lewat program Khazanah, dan tahun 2025 lewat Xpose Uncensored.

“Ini bukan lagi pelanggaran insidental. Ini sudah sistematik. Frekuensi publik dipakai untuk mengadu umat dan merusak martabat pesantren,” ujarnya

Massa kemudian menyerukan tuntutan keras:

CABUT HAK SIAR TRANS7!

BELA KIAI SAMPAI MATI!

Respons KPI

Ketua KPI Ubaidillah, turun menemui massa dan menyatakan pihaknya telah menerima 22 aduan resmi. “KPI sedang memproses pemanggilan Trans7 dan akan mengambil langkah sesuai kewenangan hukum,” ujar Ubaidillah. Namun Pagar Nusa menilai respons itu belum cukup.

“Kami tidak meminta klarifikasi. Kami meminta eksekusi. Rekomendasi pencabutan hak siar harus keluar,” tegas Gus Nabil. Aksi di KPI selesai pukul 14.07 WIB dan bergerak ke Komdigi.

Massa Membludak di Silang Monas Selatan

Memasuki titik Komdigi, jumlah massa bertambah menjadi 1.500 orang. Suasana tetap tertib, namun tekanan politik makin kuat.

Perwakilan massa diterima audiensi oleh pejabat Komdigi. Namun hasilnya belum final.

“Jika Komdigi tidak berani mengambil langkah tegas, kami akan gelar aksi nasional di 211 titik. Ini belum puncaknya,” kata salah satu orator.

Alarm Serius Bagi Pemerintah

Aksi berakhir pukul 17.18 WIB dengan tertib. Sebelum membubarkan diri, Ketua Umum Pagar Nusa menyampaikan ultimatum moral:

“Kami tidak datang untuk mencari panggung. Kami datang karena ini soal harga diri bangsa. Bila ulama dihina, negara harus berdiri, bukan bersembunyi,” ujar Nabil.

Tuntutan Resmi Pagar Nusa:

– KPI menerbitkan rekomendasi pencabutan hak siar Trans7.

– Komdigi mencabut izin siar Trans7 secara permanen.

– Trans7 wajib melakukan pemulihan marwah kiai dan pesantren secara terbuka.

– Pemerintah diminta memastikan frekuensi publik tidak digunakan untuk memecah belah bangsa. 

Aksi Pagar Nusa ini menjadi salah satu mobilisasi massa terbesar di Jakarta pada 2025 terkait isu moral dan kebangsaan.

Pemerintah kini berada di bawah sorotan publik: apakah berdiri bersama rakyat dan ulama, atau justru berdiam diri menghadapi tekanan korporasi media.(fri/jpnn)

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar