JAKARTA, Sabo– Sektor properti Indonesia kembali menjadi sorotan tajam. Kinerja penjualan atau marketing sales emiten-emiten utama sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025 menunjukkan pemulihan dan persaingan yang ketat.
Dinamika pasar ini kian menarik seiring dengan kepastian perpanjangan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 100 persen hingga tahun 2027, kabar yang disampaikan langsung oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa pada Oktober 2025.
Beberapa emiten properti residensial telah mengumumkan realisasi marketing sales selama, antara lain PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).
Lalu, di tengah bonus kebijakan jangka panjang ini, siapakah raksasa properti yang paling unggul?
Data Stockbit yang dikutip Sabo, Kamis (23/10/2025), memberikan narasi yang terbagi dalam dua kategori satu emiten memimpin laju pertumbuhan, sementara yang lain unggul dalam realisasi target.
Summarecon Memimpin Pertumbuhan
Dalam metrik pertumbuhan tahunan atau Year-on-Year (YoY), SMRA berhasil mencuri perhatian dan menjadi jawara.
Marketing sales tahunan emiten yang dirintis Soetjipto Nagaria ini melonjak 34 persen, sehingga memengaruhi realisasi terhadap target 2025 menjadi sekitar 71 persen atau Rp 3,5 triliun.
Stockbit menyebut, lonjakan kinerja SMRA yang mencatatkan pertumbuhan 34 persen YoY ini menandakan keberhasilan strategi peluncuran produk baru yang agresif dan tepat sasaran.
Dengan realisasi mencapai 71 persen dari target 2025 senilai Rp 5 triliun, SMRA menunjukkan momentum yang luar biasa, jauh melampaui capaian periode yang sama tahun 2024 yang hanya 61 persen atau Rp 2,6 triliun dari target tahun tersebut.
Keberhasilan peluncuran properti, terutama di kawasan premium seperti Summarecon Serpong pada Kuartal II-2025, menjadi kunci pendorong di tengah dorongan sentimen PPN DTP.
Realisasi di Bawah Bayang-bayang Kehati-hatian
Meski tidak menampilkan angka pertumbuhan YoY, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) menegaskan posisinya sebagai raja dalam hal realisasi target, mencapai 76 persen atau Rp 7,6 triliun dari target yang ditetapkan untuk tahun 2025 senilai Rp 10 triliun. Angka ini adalah realisasi tertinggi di antara emiten properti besar.
Namun, kinerja kuat ini dibarengi oleh sentimen kehati-hatian. Pada Oktober 2025, manajemen CTRA memutuskan merevisi target marketing sales 2025, dari semula Rp 11 triliun menjadi Rp 10 triliun.
Keputusan merevisi target, mengingat realisasi marketing sales CTRA pada 2024 mencapai Rp 11 triliun, mengindikasikan bahwa manajemen mengambil pandangan yang lebih prudent terhadap prospek pasar akhir tahun.
Meskipun demikian, dengan realisasi 76 persen terhadap target yang baru, CTRA berada di posisi yang sangat aman untuk melampaui target yang telah direvisi tersebut.
PPN DTP: Katalis Jangka Panjang yang Mengubah Permainan
Kunci utama di balik performa positif sektor ini adalah kebijakan PPN DTP 100 persen. Setelah sempat menimbulkan ketidakpastian dengan rencana penurunan menjadi 50 persen pada paruh kedua tahun 2025, Pemerintah memberikan kabar fundamental yang fenomenal: perpanjangan PPN DTP 100 persen hingga tahun 2027.
Kepastian kebijakan ini memberikan visibility jangka panjang bagi pengembang dan menghilangkan keraguan konsumen, menciptakan momentum pembelian yang stabil.
Hal ini mengubah PPN DTP dari sekadar “dorongan sentimental” menjadi katalis fundamental yang akan membentuk kinerja properti setidaknya hingga dua tahun ke depan.
Tantangan PWON dan ASRI
Perpanjangan PPN DTP sangat krusial, terutama bagi emiten seperti PT Pakuwon Jati Tbk (PWON). Sebanyak 73,3 persen dari total marketing sales PWON pada 9 bulan tahun 2025 berasal dari produk yang memenuhi syarat PPN DTP, menunjukkan tingkat ketergantungan yang tinggi.
Sayangnya, baik PWON maupun PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) masih tertinggal dalam realisasi target tahunan.
Realisasi PWON baru mencapai 50 persen dan ASRI 60 persen dari target 2025. Angka ini menurun tajam dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya dengan realisasi 73 persen.
Kedua emiten ini kini berada di bawah tekanan untuk melakukan akselerasi penjualan yang masif pada Kuartal IV-2025 guna memanfaatkan window opportunity PPN DTP dan mengejar ketertinggalan.
Kepastian insentif PPN DTP 100 persen hingga 2027 membuat sektor properti Indonesia menjadi salah satu instrumen investasi paling menarik.
Bagi Investor, emiten dengan realisasi target tertinggi seperti CTRA menawarkan safety dan kepastian dividen, sementara emiten dengan momentum pertumbuhan tercepat seperti SMRA menjanjikan potensi upside kinerja yang signifikan.
Bagi Emiten, kuncinya adalah replikasi strategi SMRA, yaitu meluncurkan produk yang tepat di lokasi strategis. Insentif PPN DTP memastikan permintaan akan produk ready stock tetap tinggi.
Akhir tahun 2025 akan menjadi periode penentuan. Emiten yang mampu beradaptasi cepat dengan sentimen positif PPN DTP dan mengoptimalkan persediaan mereka yang memenuhi syarat PPN DTP dipastikan akan menjadi pemenang di tahun-tahun mendatang.






