BERITA DIY – Kasus kematian Timothy Anugerah Saputra, mahasiswa Universitas Udayana (Unud), masih menjadi sorotan publik. Dugaan perundungan dan spekulasi penyebab kematiannya membuat masyarakat menuntut klarifikasi dari pihak keluarga.
Dalam wawancara eksklusif di kanal YouTube Curhat Bang Denny Sumargo pada Kamis, 23 Oktober 2025, Sharon, ibunda Timothy, akhirnya angkat bicara untuk meluruskan berbagai kabar yang beredar.
Selain membahas dugaan perundungan mahasiswa Unud, Sharon juga mengungkap fakta-fakta baru mengenai kondisi anaknya sebelum meninggal dunia. Ia menegaskan banyak berita yang tersebar di media sosial tidak sesuai kenyataan.
Arti Nama “Anugerah” dan Latar Belakang Kelahiran Timothy
Sharon memulai ceritanya dengan menjelaskan asal-usul nama lengkap sang putra, Timothy Anugerah Saputra. Banyak yang mengira nama “Anugerah” diberikan karena Timothy merupakan anak yang lahir setelah penantian panjang atau perjuangan medis. Namun Sharon menepis anggapan itu.
Ia menuturkan bahwa “Anugerah” diberikan karena proses persalinan yang semula sulit berubah menjadi lancar tanpa operasi. “Air ketuban sudah habis, dokter sempat sarankan operasi. Tapi ternyata semua berjalan lancar. Itu sebabnya kami anggap kelahirannya sebagai anugerah,” jelas Sharon.
Kisah itu sekaligus menunjukkan bahwa sejak lahir, Timothy sudah menjadi sosok yang kuat dan penuh semangat hidup.
Kondisi Timothy Masih Hidup Setelah Jatuh
Isu lain yang beredar menyebutkan Timothy meninggal di tempat. Namun Sharon menegaskan bahwa anaknya masih dalam keadaan sadar saat tiba di ruang gawat darurat (UGD).
“Dari jatuh sampai saya datang pun, Timmy masih sadar,” ujar Sharon. Ia bahkan sempat berbicara langsung dengan sang putra. Saat ditanya dari lantai berapa ia jatuh, Timothy menjawab tenang, “Lantai empat, Mami.”
Keterangan ini membantah isu bahwa korban langsung meninggal di lokasi. Fakta tersebut memperlihatkan bahwa sang ibu sempat menyaksikan detik-detik terakhir kesadaran anaknya.
Timothy Dikenal Suka Jalan Kaki
Publik sempat menaruh iba setelah mendengar kabar bahwa Timothy sering berjalan kaki ke kampus. Namun Sharon menegaskan, kebiasaan itu bukan karena keterpaksaan atau kesulitan ekonomi, melainkan karena anaknya memang gemar berjalan kaki.
“Timmy memang suka jalan. Bahkan pernah jalan dari Denpasar ke Jimbaran jam tiga pagi,” ungkapnya. Ia mengaku sempat memarahi anaknya, tetapi tahu bahwa Timothy menikmatinya sebagai bentuk meditasi pribadi.
Klarifikasi: Timothy Tidak Punya Gangguan Mental
Salah satu isu yang ramai beredar di media sosial adalah dugaan Timothy mengidap gangguan mental sejak kecil. Sharon dengan tegas membantah hal tersebut.
Menurutnya, saat usia tiga tahun, Timothy memang sempat terlambat bicara, namun penyebabnya bukan gangguan psikologis, melainkan penumpukan kotoran di telinga. Setelah diperiksa, dokter bahkan menyebut Timothy tergolong anak yang cerdas.
“Waktu itu psikolog menilai Timmy justru jenius, bukan anak dengan gangguan mental,” tegas Sharon. Ia menambahkan bahwa informasi medis ini sempat disampaikan ke rumah sakit hanya sebagai riwayat kesehatan, bukan diagnosis mental.
Dugaan Perundungan Selama Kuliah Dibantah
Terkait isu perundungan mahasiswa Unud, Sharon mengaku anaknya memang pernah mengalami tindakan tidak menyenangkan dari teman-teman saat kecil, namun tidak saat kuliah.
“Kalau dibilang dia di-bully saat kuliah, saya pikir tidak. Dia sudah belajar bertahun-tahun bagaimana merespons bullying,” jelasnya. Ia menjelaskan bahwa sejak SMA, Timothy rutin bertemu psikolog untuk melatih kemampuan menghadapi tekanan sosial.
Meski begitu, Sharon tetap menyayangkan munculnya pesan dan komentar negatif yang menghujat Timothy setelah kematiannya. Beberapa tangkapan layar percakapan di media sosial menunjukkan adanya komentar yang merundung almarhum.
Sharon Bantah Video CCTV dan Rekaman Suara Tangisan
Sharon juga membantah keberadaan rekaman suara yang disebut-sebut sebagai tangisan Timothy sebelum meninggal. “Itu nggak ada. Rekaman dari mana juga nggak tahu,” tegasnya saat berbincang dengan Denny Sumargo.
Ia menambahkan bahwa video CCTV yang beredar luas di media sosial juga tidak benar. “Yang paling saya kesal itu video CCTV yang katanya Timmy lari ke lantai dua. Padahal itu bukan di kampus Udayana,” jelas Sharon.
Dengan nada kecewa, ia meminta publik berhenti menyebarkan konten palsu yang hanya menambah luka keluarga.
Tiga Mahasiswa Diduga Pembully Datangi Ibu Timothy
Di sisi lain, Sharon juga membenarkan bahwa beberapa mahasiswa yang sempat menulis komentar negatif tentang anaknya datang untuk meminta maaf.
“Bukan satu orang, tapi tiga orang datang ke rumah duka,” ujarnya. Ketiganya adalah Leo, Vito, dan Eric, yang datang untuk menyampaikan penyesalan mereka secara langsung.
Menariknya, Sharon justru memaafkan mereka dengan hati terbuka. Ia bahkan menyebut mereka kini dianggap seperti anak sendiri. “Tante sudah nggak punya anak lagi. Jadi kamu sekarang harus jadi anak tante,” ucap Sharon dengan nada lembut.
Pernyataan itu menggugah banyak orang karena menunjukkan sisi kemanusiaan dan ketulusan seorang ibu di tengah duka mendalam.
Daftar Lengkap Mahasiswa yang Disebut Terkait Perundungan
Publik juga ramai membicarakan sebelas nama mahasiswa yang disebut dalam dugaan perundungan Timothy Anugerah Saputra. Berikut profil singkat mereka sebagaimana beredar di media:
- Calista Amore Manurung – Fakultas Kedokteran 2021, Koas RS Ngoerah
- James Halim – Fakultas Kedokteran 2021
- Erick Gonata – Fakultas Kedokteran 2021
- Leonardo Jonathan Handika Putra – Fakultas Kelautan 2022, Wakil Ketua BEM 2025
- Maria Victoria Viyata Mayos (Vita) – Fakultas Ilmu Politik 2022
- Muhammad Riyad Alvitto Satriyaji Pratama – Fakultas Ilmu Politik 2023
- Ryan Abel – Fakultas Ilmu Politik 2023
- Anak Agung Ngurah Nanda Budiadnyana – Fakultas Ilmu Politik 2023
- Vito Simanungkalit – Fakultas Ilmu Politik 2023
- Jetro Ferdio – Fakultas Perikanan 2022
- Ayu Tasyantari – Fakultas Teknologi Pertanian 2022
Meskipun nama-nama tersebut mencuat, hingga kini pihak Universitas Udayana belum memberikan keterangan resmi terkait keterlibatan mereka. Proses klarifikasi masih berjalan, dan publik diimbau untuk tidak menyebarkan tuduhan tanpa bukti.
Menutup wawancaranya, Sharon menyampaikan pesan mendalam bagi dunia pendidikan dan masyarakat luas. Ia berharap tidak ada lagi mahasiswa yang menjadi korban perundungan, baik secara langsung maupun melalui media sosial.
“Setiap anak punya cara sendiri untuk berjuang. Jangan mudah menilai dari luar,” ucapnya. Ia menegaskan bahwa keluarga akan terus berjuang menjaga nama baik anaknya dan mendorong kampus menindaklanjuti kasus ini secara adil.
Kasus Timothy Anugerah Saputra membuka mata publik tentang pentingnya empati dan tanggung jawab sosial di lingkungan pendidikan. Klarifikasi dari sang ibu, Sharon, memberikan gambaran nyata bahwa tidak semua isu yang viral mencerminkan fakta sebenarnya.***






