Sabo.PRMN – Upaya memperkuat pendidikan karakter di Indonesia kini memasuki babak baru yang lebih sistematis dan berdampak luas. Melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), pemerintah resmi menyiapkan 250 fasilitator nasional untuk menggerakkan perubahan pendidikan berbasis karakter di seluruh tanah air.
Langkah ini bukan sekadar program rutin, melainkan strategi besar untuk membangun generasi Indonesia yang cerdas secara intelektual dan kuat secara moral. Di tengah derasnya arus globalisasi dan kemajuan teknologi, pembentukan karakter menjadi pondasi utama agar peserta didik tidak hanya pandai, tetapi juga berintegritas, empatik, dan memiliki nilai kemanusiaan yang tinggi.
Para fasilitator ini berasal dari beragam unsur dunia pendidikan — mulai dari kepala sekolah, guru BK, pengawas, widyaiswara, hingga dosen — yang akan bekerja sama dalam mengembangkan pola bimbingan dan konseling (BK) yang menyenangkan, menyeluruh, dan berkelanjutan.
Gerakan Kolaboratif: Guru Jadi Agen Perubahan Karakter
Program penguatan karakter ini menandai era baru dalam dunia pendidikan Indonesia. Kolaborasi lintas peran yang diinisiasi Kemendikdasmen bukan sekadar formalitas, melainkan bentuk kesadaran bersama bahwa pendidikan karakter tidak bisa berdiri sendiri.
Dengan target 18 ribu Guru BK sebagai Fasilitator Daerah (Fasda) yang akan menularkan praktik baik kepada 270 ribu guru di seluruh Indonesia, program ini diharapkan mampu menciptakan efek domino perubahan di sekolah-sekolah.
Setiap fasilitator akan menjadi agen perubahan (change agent) yang menebarkan semangat positif, menginspirasi guru lain, serta memastikan bahwa nilai-nilai seperti disiplin, tanggung jawab, empati, dan gotong royong benar-benar hidup di ruang kelas.
“Pendidikan karakter bukan tambahan, tapi fondasi utama untuk membentuk generasi emas Indonesia 2045,” ujar perwakilan Ditjen Kemendikdasmen dalam sambutannya.
Pendidikan Karakter di Tengah Tantangan Era Digital
Dunia pendidikan kini menghadapi tantangan yang jauh lebih kompleks dibandingkan satu dekade lalu. Di tengah derasnya arus informasi, disrupsi teknologi, dan tekanan sosial yang tinggi, pendidikan karakter hadir sebagai kompas moral bagi generasi muda.
Program fasilitator ini dirancang agar guru tidak hanya berperan sebagai pengajar akademik, tetapi juga sebagai pembimbing emosi dan kepribadian. Pendekatan BK berbasis karakter mengajarkan guru untuk menemani, bukan menghukum; mengarahkan, bukan menghakimi; dan membimbing, bukan memaksa.
Dengan cara ini, sekolah akan menjadi tempat yang ramah, inklusif, dan menumbuhkan rasa aman bagi setiap peserta didik untuk mengekspresikan diri dan mengembangkan potensi terbaiknya.
Dari Pelatihan ke Aksi Nyata di Sekolah
Program ini bukan berhenti pada pelatihan semata. Kemendikdasmen menekankan pentingnya implementasi nyata di lapangan, di mana fasilitator dan guru-guru akan langsung menerapkan hasil pelatihan dalam kehidupan sekolah sehari-hari.
Melalui kegiatan pendampingan, simulasi kasus, serta refleksi bersama, guru akan belajar memahami karakter siswa dari berbagai latar belakang. Dengan demikian, guru mampu menghadirkan pendekatan pembelajaran yang lebih humanis dan relevan dengan kebutuhan psikologis anak-anak masa kini.
Pendekatan ini diharapkan tidak hanya memperkuat hubungan guru dan murid, tetapi juga membangun budaya sekolah yang berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan, etika, dan kebersamaan.
Membangun Generasi Emas Dimulai dari Hati Guru
Gerakan penguatan pendidikan karakter yang digagas Kemendikdasmen ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan reformasi pendidikan Indonesia. Melalui peran 250 fasilitator dan ribuan guru yang akan terlibat, pendidikan diharapkan tidak lagi sebatas transfer ilmu, tetapi juga proses pembentukan manusia seutuhnya.
Pendidikan karakter sejatinya adalah perjalanan panjang yang dimulai dari hati para pendidik. Ketika guru mampu menjadi teladan, pembimbing, sekaligus inspirasi bagi siswanya, maka cita-cita besar mewujudkan generasi emas Indonesia 2045 bukan sekadar impian, melainkan kenyataan yang sedang dibangun hari ini.***(Lisyah)






