Free Gift

Tak Tegur Sapa dengan Luhut saat Sidang Kabinet,Menkeu Purbaya Bantah Musuhan: Nggak Ada Masalah

Ringkasan Berita:

  • Menteri Keuangan Purbaya ungkap hubungannya dengan Luhut, ia membantah ada permusuhan di antara mereka.
  • Meski tak saling tegur sapa saat sidang kabinet meski duduk berdekatan, namun Purbaya menyebut hubungan dengan Luhut baik-baik saja.
  • Purbaya dengan tegas membantah adanya perang dingin antara ia dan Luhut.

SaboMenteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa akhirnya angkat bicara menanggapi isu yang tengah ramai diperbincangkan publik mengenai dugaan perang dingin antara dirinya dan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan.

Isu ini mencuat setelah keduanya terlihat tidak saling menyapa saat menghadiri sidang kabinet paripurna yang digelar di Istana Negara beberapa waktu lalu.

Dalam momen tersebut, baik Purbaya maupun Luhut diketahui duduk berdekatan, namun tidak menunjukkan interaksi satu sama lain, yang memicu spekulasi adanya ketegangan di antara keduanya.

Posisi duduk keduanya berada di antara dua pejabat tinggi lainnya, yakni Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya dan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) RI Prasetyo Hadi, yang juga hadir dalam sidang tersebut.

Meski hanya berjarak beberapa kursi, publik menyoroti bahwa Luhut hanya terlihat berbincang dengan Prasetyo Hadi, tanpa ada percakapan dengan Purbaya yang duduk tak jauh darinya.

Spekulasi pun semakin menguat ketika tidak ada satu pun momen interaksi antara kedua tokoh ini yang tertangkap kamera, baik sebelum maupun sesudah sidang berlangsung.

Menanggapi pemberitaan tersebut, Menkeu Purbaya secara tegas membantah bahwa dirinya enggan berbicara dengan Luhut atau sedang bersitegang dengan mantan Jenderal TNI itu.

Ia menegaskan bahwa alasan dirinya tidak menyapa Luhut saat sidang berlangsung murni karena keterbatasan posisi duduk yang tidak memungkinkan untuk melakukan komunikasi secara langsung.

“Kan jauh berapa kursi, masa (panggil) ‘Pak Luhut, Pak Luhut’,” ujar Purbaya, sebagaimana dikutip dari Tribunnews.com pada Senin (20/10/2025), menjelaskan bahwa memanggil seseorang di forum formal seperti itu akan terasa kurang pantas.

Purbaya juga menekankan bahwa tidak ada permasalahan pribadi antara dirinya dan Luhut, dan hubungan keduanya tetap terjalin dengan baik di tengah dinamika pemerintahan.

Ia mengakui bahwa perbedaan pandangan mengenai penggunaan anggaran negara memang ada, namun hal itu merupakan hal yang biasa dalam dunia pemerintahan dan tidak perlu dibesar-besarkan.

“Tapi baik hubungan saya sama dia, nggak ada masalah,” tegas Purbaya, menutup spekulasi yang beredar dengan nada santai namun meyakinkan.

Tolak Permintaan Luhut Terkait Pemakaian Uang Negara

Isu keretakan hubungan keduanya bermula lantaran Purbaya kerap menolak permintaan Luhut terkait pemakaian uang negara.

Pertama, Purbaya menolak permintaan membangun family office memakai anggaran APBN.

Adapun Family Office merupakan proyek yang sudah diupayakan Luhut sejak lama.

Usulan itu sudah ia ajukan sejak menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi era Presiden Jokowi.

Selain menolak Family Office, Purbaya juga menolak usulan Luhut mengenai suntikan dana kepada Indonesia Investment Authority (INA) Rp 50 triliun per tahun. 

Lalu, Luhut juga sempat mengingatkan Purbaya tidak mengambil dana Badan Gizi Nasional (BGN) yang tidak terserap.

Namun, usulan itu tak digubris Purbaya dan tetap memberikan tenggat waktu kepada BGN untuk segera menyerap anggaran.

Luhut dulunya pimpinan Purbaya

Purbaya diketahui memiliki rekam jejak panjang sebagai mantan anak buah Luhut di berbagai lembaga pemerintahan.

Karier Purbaya bersama Luhut dimulai sejak tahun 2014. Di Kantor Staf Presiden (KSP), ia menjabat sebagai Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis dari April hingga September 2015, saat Luhut menjabat sebagai Kepala KSP.

Ketika Luhut diangkat menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Purbaya turut diboyong dan dipercaya sebagai Staf Khusus Bidang Ekonomi dari November 2015 hingga Juli 2016, bertepatan dengan berakhirnya masa jabatan Luhut di kementerian tersebut.

Tak berhenti di situ, saat Luhut berpindah ke Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Purbaya kembali mengikuti jejaknya.

 Ia menjabat sebagai Staf Khusus Bidang Ekonomi dari Juli 2016 hingga Mei 2018.

Melihat rekam jejak dan pengalaman panjang Purbaya dalam bidang ekonomi serta kedekatannya dengan berbagai kebijakan strategis nasional

Luhut menyatakan dukungannya terhadap keputusan Presiden Prabowo yang memilih Purbaya sebagai Menteri Keuangan.

Menurutnya, Purbaya adalah sosok yang tepat untuk mengemban tugas penting tersebut.

“Pak Purbaya orang baik, saya kira punya pengalaman yang bagus,” kata Luhut melansir dari Wartakotalive.com, Rabu (10/9/2025).

Karena itu, Luhut meminta masyarakat melihat kinerja Purbaya seiring berjalannya waktu setelah pelantikan ini. 

Ia yakin, Purbaya mampu berbuat banyak bagi ekonomi nasional dengan kemampuan dan pengalamannya untuk memenuhi target Presiden RI Prabowo Subianto. 

“Tapi, saya yakin Pak Purbaya akan bisa berbuat banyak untuk membantu keinginan Bapak Presiden dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi maupun penciptaan lapangan kerja,” kata dia. 

(Sabo/ TribunSumsel)

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar