Free Gift

Terowongan Raksasa di Tol Jogja–Bawen, Menembus Pegunungan untuk Hubungkan Tiga Kota Emas

AA1P0g6T

PR GARUT – Pembangunan tol Jogja–Bawen menjadi salah satu proyek strategis nasional yang paling dinantikan di Jawa Tengah dan DIY. Jalan bebas hambatan sepanjang 75,82 km ini digadang-gadang akan membuka konektivitas besar antarwilayah, khususnya antara Jogja, Solo, dan Semarang.

Proyek ini bukan sekadar menghadirkan jalur transportasi baru, tetapi juga simbol integrasi ekonomi di kawasan yang dikenal sebagai segitiga emas Jawa bagian tengah. Dengan adanya jalan tol ini, arus logistik, wisata, dan mobilitas masyarakat dipastikan meningkat pesat.

Selain itu, tol Jogja–Bawen akan menjadi bagian penting dari jaringan jalan tol lintas Jawa Tengah bagian selatan. Proyek ini juga akan menghubungkan tol Semarang–Solo dan tol Solo–Jogja–Kulonprogo, membentuk jalur utama yang mempercepat perjalanan antarkota.

Tol Jogja–Bawen dirancang dengan konsep ramah lingkungan dan memperhatikan keindahan lanskap alam. Salah satu fitur paling menarik dari proyek ini adalah pembangunan tiga terowongan raksasa yang akan menembus perut pegunungan. Terowongan tersebut akan dibangun di antara kawasan Ambarawa dan Temanggung.

Keberadaan terowongan menjadi solusi cerdas untuk menjaga kelestarian alam di sekitar Banaran, kawasan yang terkenal sejuk dan memiliki daya tarik wisata tersendiri. Langkah ini juga diambil agar pembangunan tidak merusak kontur perbukitan seperti yang pernah terjadi di proyek tol Semarang–Solo.

Tol Jogja–Bawen akan dikerjakan oleh konsorsium PT Jasa Marga Jogja Bawen, yang terdiri dari sejumlah BUMN konstruksi ternama seperti PT Jasa Marga, PT Adhi Karya, PT Waskita Karya, PT PP, dan PT Brantas Abipraya. Total nilai investasi proyek ini mencapai Rp14,26 triliun dengan masa konsesi hingga 40 tahun.

Jalan tol ini akan melintasi dua provinsi sekaligus, yaitu Jawa Tengah sepanjang 67,05 km dan Daerah Istimewa Jogja sepanjang 8,77 km. Proyek ini terbagi menjadi enam seksi pembangunan yang masing-masing memiliki tantangan teknis tersendiri.

Seksi 1 meliputi wilayah Jogja sepanjang 8,25 km, dilanjutkan dengan Seksi 2 Borobudur sepanjang 15,26 km, dan Seksi 3 Borobudur–Magelang sepanjang 8,08 km. Selanjutnya, Seksi 4 Magelang–Temanggung membentang sepanjang 16,46 km, Seksi 5 Temanggung–Ambarawa sejauh 22,56 km, dan Seksi 6 Ambarawa–Bawen sepanjang 5,21 km.

Secara keseluruhan, jalan tol ini akan memiliki lima simpang susun (SS) dan satu junction besar. Dimulai dari Junction Bawen yang akan terkoneksi dengan tol Semarang–Solo, disusul SS Ambarawa, SS Temanggung, SS Magelang, SS Borobudur, hingga SS Banyurejo yang akan terhubung dengan tol Solo–Jogja–Kulonprogo.

Tol ini dibangun dengan dua jalur dua lajur (2×2 lajur) yang masing-masing memiliki lebar 3,6 meter. Sebagian besar struktur jalan berupa at-grade sepanjang 69,68 km, sementara 6,15 km sisanya berbentuk elevated di atas selokan Mataram, terutama di kawasan Ring Road Barat Jogja.

Kehadiran tol Jogja–Bawen diharapkan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi di kawasan tengah Jawa. Selain mempercepat konektivitas, proyek ini juga berpotensi meningkatkan nilai investasi dan membuka peluang bisnis baru di sepanjang koridor tol.

Tak hanya mendukung sektor ekonomi, tol ini juga akan memberikan dampak besar bagi dunia pariwisata. Dengan akses yang lebih cepat ke destinasi unggulan seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan kawasan wisata Magelang, wisatawan akan semakin mudah menjangkau ikon budaya dan sejarah Indonesia tersebut.

Pembangunan tol Jogja–Bawen bukan sekadar proyek infrastruktur, tetapi juga tonggak penting menuju pemerataan pembangunan dan kemajuan konektivitas nasional di masa depan.***

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar