Free Gift

Top 3 Dunia: Makna No Kings di AS hingga 5 Pencurian Karya Seni Terbesar

TOP 3 dunia kemarin diawali dari berita unjuk rasa di Amerika Serikat bertajuk No Kings yang menentang Presiden Donald Trump. Ia dinilai otoriter di pemerintahan periode keduanya.

Berita lain top 3 dunia adalah pencurian karya seni terbesar selain di Museum Louvre hingga eks Presiden Prancis Nicolas Sarkozy yang masuki penjara diantar sang istri. Berikut berita selengkapnya:

1. Makna ‘No Kings’ di Balik Gelombang Protes Anti-Trump

Tanggal 18 Oktober 2025 menjadi hari yang bersejarah bagi Amerika Serikat. Sekitar tujuh juta orang turun ke jalan memprotes Presiden Donald Trump dengan tajuk “No Kings” untuk menolak gaya kepemimpinan Trump yang dinilai otoriter.

Laman resmi No Kings menuliskan gerakan ini sebagai “pergerakan melawan penguatan kekuasaan otoriter yang, pada 18 Oktober, dihadiri lebih dari tujuh juta orang yang tersebar dalam 2.700 lokasi di semua negara bagian AS,”

No Kings menekankan bahwa “Presiden Trump merasa kekuasan yang ia miliki bersifat absolut. Kita tidak akan mundur melawan kekacauan, korupsi, dan kekejaman.”

Tajuk “No Kings”

Tidak ada raja. Kata-kata sederhana ini berfungsi sebagai jargon yang menjadi judul besar protes di Amerika Serikat. Kata-kata ini pertama kali muncul dari sejarah AS pada abad ke-18. Ini saat masyarakat AS, di bawah jajahan Inggris, tidak puas dengan kehidupan koloni di bawah kekuasaan Raja George III, seperti dilansir dari ABC News.

Menurut penyelenggara protes, nama ini adalah “pondasi yang digunakan untuk membangun bangsa kami.”

“Karena negara ini bukan milik raja, diktator, ataupun tiran. Negara ini milik Kami, Rakyat (We The People). Rakyat yang peduli, yang hadir, dan yang berjuang demi martabat, kehidupan yang kayak dan kesempatan yang nyata.”

Lihat di sini selengkapnya.

2. Lima Pencurian Karya Seni Terbesar di Dunia: Lukisan Van Gogh hingga Museum Louvre

Pencurian di Museum Louvre menambah daftar panjang pencurian karya seni yang mengguncang dunia. Perhiasan yang dicuri dari museum yang terletak di Kota Paris, Prancis itu ditaksir bernilai lebih dari US$ 100 juta atau setara Rp 1,6 triliun.

“Penting untuk diingat bahwa kerugian ini memang kerugian ekonomi, tetapi tidak seberapa dibandingkan dengan kerugian historis yang disebabkan oleh pencurian ini,” ujar Jaksa Penuntut Umum Paris, Laure Beccuau, dalam sebuah wawancara pada hari Selasa yang dilansir dari Al Jazeera. “Kurator Louvre memperkirakan kerugiannya mencapai 88 juta euro,” kata Beccuau. Totalnya mencapai US$ 102 juta.

Perampokan terjadi pada siang hari dalam waktu yang singkat pada pekan lalu. Delapan perhiasan curian tersebut termasuk tiara dan anting-anting dari pasangan Ratu Marie-Amélie dan Ratu Hortense, dari awal abad ke-19. Mahkota Permaisuri Eugenie ditemukan di luar museum, yang sepertinya dijatuhkan oleh para pencuri saat mereka melarikan diri.

Pencurian yang terjadi di Louvre mengingatkan terhadap rapuhnya institusi kebudayaan yang ada di dunia. Kejadian di Louvre memperlihatkan bagaimana objek bersejarah suatu waktu dapat dengan mudah hilang begitu saja. Pencurian di Museum Louvre bukanlah pencurian yang paling terkenal.

Simak di sini selengkapnya.

3. Eks Presiden Prancis Nicolas Sarkozy Gandeng Tangan Istri Saat ke Penjara

Bekas Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dihukum lima tahun penjara. Ia dinyatakan bersalah bulan lalu dengan tuduhan konspirasi kriminal atas dugaan pembiayaan ilegal kampanye pemilihan presiden tahun 2007.

Nicolas Sarkozy menyatakan dirinya tidak bersalah. Dilansir dari Sky News, ia berpegangan tangan dengan istrinya sebelum memasuki penjara untuk memulai hukuman lima tahunnya.

Pria berusia 70 tahun itu difoto bersama istrinya Carla Bruni-Sarkozy pada Selasa pagi, 21 Oktober 2025, sebelum berangkat ke penjara La Sante di Paris. Ia diantar pula oleh putra dan putri Sarkozy, Jean, Pierre, Louis dan Giulia, serta cucu-cucunya.

Dia dinyatakan bersalah bulan lalu atas tuduhan konspirasi kriminal atas dugaan pembiayaan ilegal kampanye pemilihan presiden tahun 2007 dengan dana dari Libya. Ratusan pendukung meneriakkan “Nicolas, Nicolas” dan menyanyikan lagu kebangsaan Prancis saat ia meninggalkan rumahnya pagi ini dan melangkah ke mobil yang akan membawanya ke penjara.

Ini merupakan puncak kejatuhan mengejutkan dari Sarkozy yang memimpin Prancis antara 2007 hingga 2012. Saat ia bersiap memulai masa hukumannya di penjara, ia mengunggah pesan di media sosial yang mengulangi klaimnya bahwa ia tidak bersalah. Ia mengatakan merasakan duka cita yang mendalam bagi Prancis.

Simak di sini selengkapnya.

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar