Free Gift

Trump Batalkan Pertemuan dengan Putin di Hungaria, Apa Dampaknya?

RENCANA pertemuan langsung antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa, 21 Oktober 2025 di Budapest, Hungaria dipastikan batal.

Menurut laporan ABC News, Trump mengatakan pertemuan itu akan sia-sia jika tidak menghasilkan kemajuan soal perang Rusia-Ukraina. “Saya tidak ingin mengadakan pertemuan yang terbuang percuma. Saya tidak ingin buang-buang waktu, jadi kita lihat saja nanti,” ujar Trump di Gedung Putih.

Pertemuan itu sebelumnya diumumkan Trump pekan lalu, dengan tujuan membahas kemungkinan mengakhiri perang Rusia-Ukraina yang telah berlangsung hampir empat tahun.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov juga telah melakukan panggilan telepon. Keduanya telah berbicara, tetapi sepakat belum perlu bertemu langsung.

Usulan Gencatan Senjata

Menurut laporan Al Jazeera, Trump mengusulkan agar perang Rusia-Ukraina “dibekukan” di garis pertempuran saat ini dengan gencatan senjata. Ia mengatakan, “Kedua pihak harus berhenti bertempur di garis sekarang, pulang, berhenti membunuh orang, dan selesai.” Ia juga menyatakan wilayah yang disengketakan bisa dibahas di kemudian hari.

Namun, Rusia menolak ide tersebut. Dilansir dari pernyataan dua pejabat AS kepada ABC News, Moskow mengirim dokumen tidak resmi atau non-paper kepada Washington yang menegaskan kembali tuntutannya, yaitu pengakuan penuh atas wilayah Donbas dan penyerahan lebih banyak wilayah oleh Ukraina.

Rusia saat ini menguasai seluruh Luhansk dan sekitar 75 persen Donetsk.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov juga mengatakan kepada media Rusia bahwa pertemuan Trump-Putin tidak bisa digelar secara buru-buru dan tanpa persiapan serius. Rusia juga menolak usulan penghentian perang tanpa jaminan diserahkannya wilayah yang telah dikuasai. Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov juga menyatakan kepada di Moskow bahwa posisi Rusia tidak berubah sejak pertemuan di Alaska pada Agustus lalu.

Eropa Ikut Tolak Penyerahan Wilayah

Menurut laporan NDTV, sikap Trump yang menunda pertemuan tersebut disambut baik oleh pemimpin Eropa. Mereka khawatir Putin menggunakan dialog hanya untuk membeli waktu sambil memperkuat posisi di medan perang. Para pemimpin Inggris, Prancis, dan Jerman mengatakan mereka menolak segala upaya memaksa Ukraina menyerahkan wilayah demi perdamaian, seperti yang sempat disarankan Trump.

Para pemimpin Eropa juga tetap melanjutkan rencana menggunakan dana miliaran dolar dari aset Rusia yang dibekukan untuk membantu Ukraina. Mereka mendesak AS untuk bertahan pada tuntutan gencatan senjata dengan garis tempur saat ini sebagai dasar negosiasi.

Dampak ke Ukraina

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyambut keputusan menunda pertemuan dengan Putin, namun menegaskan tekanan internasional harus terus diberikan. Dalam unggahan Telegram pada Selasa lalu, ia berkata, “Kita perlu mengakhiri perang ini, dan hanya tekanan yang akan membawa perdamaian.”

Zelensky mengungkapkan Putin kembali menghubungi Trump pekan lalu saat ada kemungkinan AS memberikan rudal Tomahawk kepada Ukraina. “Namun, begitu tekanan berkurang sedikit, Rusia mulai mencoba menurunkan diplomasi, menunda dialog,” ujarnya. Trump sendiri belum memberi kepastian apakah akan menyetujui pengiriman senjata tersebut.

Batalnya pertemuan di Hungaria menandakan belum ada jalan diplomatik jelas untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung hampir empat tahun. Dilansir dari Politico, pertemuan terakhir Trump dan Putin di Alaska pada Agustus lalu juga tidak membuahkan hasil. Politico juga mencatat sejumlah pejabat Eropa sempat terkejut ketika Trump mengumumkan rencana pertemuan di Budapest. Mereka melihat kebijakan Trump mudah dipengaruhi sosok terakhir yang ditemuinya.

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar