Sabo, AGAM – Pasca seorang ibu di Koto Gadang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, diduga menjadi korban hipnotis, masyarakat mengaku merasa takut dan waspada.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh salah satu masyarakat, Retmi Delvira saat dimintai keterangan oleh Sabo, Senin (20/10/2025).
Retmi mengatakan, pasca kejadian tetangganya yang diduga menjadi korban hipnotis, ia mengaku takut dan lebih waspada untuk ke depannya.
“Iyalah takut dan waspada ke depannya,” sebut Retmi.
Ia melanjutkan, di zaman saat sekarang mencari uang sangat susah, sehingga banyak orang yang menggunakan berbagai cara.
“Sekarang ekonomi lagi susah, makanya makanya mencari uang payah, banyak modus orang sekarang,” tambahnya.
KRONOLOGI KEJADIAN
Seorang ibu diduga menjadi korban hipnotis saat ingin belanja di Pasar Bawah Bukittinggi, Sumatera Barat, Minggu (19/10/2025).
Korban yang bernama Jumi Rah Mariati (58) mengaku kehilangan uang sebesar Rp 35 juta akibat kejadian itu.
“Saya kena hipnotis, kejadiannya saat saya sedang di Pasar Bawah Bukittinggi, Minggu (19/10/2025) kemarin,” kata Jumi.
Ditemui Sabodi kediamannya di Jorong Gantiang, Nagari Koto Gadang, Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, Jumi Rah Mariati pun mengungkapkan sebelum kejadian naas itu, ia hendak berbelanja ke Pasar Atas Bukittinggi, Minggu (19/10/2025) kemarin.
“Awalnya saya jalan kaki, mau berbelanja ke pasar, sekitar 09:00 WIB pagi,” kata Jumi, Senin (20/10/2025).
Saat berada di depan Bank Mandiri yang ada di Pasar Bawah Bukittinggi, ia dihampiri oleh seseorang yang bertanya mengenai museum di daerah tersebut.
Tujuan pria yang tidak dikenalnya itu ingin menggadaikan barang antik ke museum.
Pria yang bicara menggunakan Bahasa Indonesia itu mengaku berasal dari Jawa dengan tujuan ke Medan.
Namun, di tengah jalan kakeknya sakit dan dirawat di Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi.
Tujuan menggadaikan barang antik untuk biaya sang kakek yang ada di rumah sakit.
Saat sedang berbicara, tiba-tiba datang pria lainnya menggunakan mobil Toyota Avanza warna hitam.
Tiba-tiba pria dalam mobil menanyakan apa yang hendak digadaikan.
Pria pertama mengaku ada barang antik berupa batu yang ingin digadaikan namun, hanya bisa dilihatkan di dalam mobil.
“Pria di dalam mobil itu tertarik ingin membeli barang antik itu, tapi dia meminta saya masuk ke dalam mobil sebagai saksi barang yang akan digadaikan tersebut,” sambungnya.
Awalnya Jumi Rah Mariati menolak masuk ke dalam mobil.
Namun pelaku menuturkan hanya 5 menit.
Saat itulah Jumi Rah Mariati merasakan pundaknya ditepuk seseorang.
Singkat cerita ujar Jumi, ia masuk ke dalam mobil dan menanyakan barang yang akan digadaikan.
Setelah di dalam mobil itulah perempuan paruh baya ini terus dipengaruhi sehingga menurut saat disuruh mengambil uang di rumahnya sendiri.
Masih dalam pengaruh hipnotis, korban pun mengambil semua uangnya yang disimpan di rumah.
Sementara pelaku yang ada dalam mobil, menunggu tak jauh dari rumah korban.
Setelah menjemput uang, korban pun dibawa keliling menggunakan mobil hingga Padang Lua.
Di sini, korban diminta menghitung uang kembali agar tidak ada yang kurang.
Lalu korban diturunkan dan disuruh ke musala untuk salat Dhuha, sedangkan uangnya diserahkan ke pelaku.
Sementara pelaku mengaku menunggu di dalam mobil setelah Jumi hendak melaksanakan salat Dhuha.
Setelah salat Dhuha inilah Jumi Rah Mariati sadar kalau dirinya telah ditipu.
“Uang saya ada di rumah. Entah kenapa tiba-tiba saya ikut saja saat diperintah ambil uang di rumah dan menyerahkan kepada mereka” ujarnya. (Sabo/Muhammad Iqbal)






