SaboWarga Desa Rawapanjang, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengungkap kondisi terakhir bocah di Bogor, MAA, sebelum tewas disiksa ibu tiri, RN (30).
Warga sekitar sempat merekam momen terakhir MAA.
Beredar di media sosial video bocah berusia 6 tahun berinisial MAA sebelum tewas dianiaya oleh ibu tiri.
Seorang tetangga miris melihat luka di wajah dan tubuh korban sebelum meninggal dunia.
Warga di Desa Rawapanjang, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat itu syok setelah membuka baju korban.
Terlihat di video korban semringah memegangi makanan ringan alias jajanan.
Sembari mengenakan baju motif kartun Spongebob, korban tersenyum ke tetangganya sambil berbincang.
Kondisi korban tampak memprihatinkan yakni matanya bengkak, dahi benjol, gigi bagian bawah ompong, dan ada bekas darah di bibirnya.
Melihat kondisi sang bocah, warga tampak miris.
Tetangganya kian terkejut saat membuka baju korban di bagian belakang.
Di punggung korban tampak ada luka memar melintang di tengah, kanan, dan kiri.
Lalu di bagian pinggang belakang terlihat ada luka bulat seperti bekas sundutan rokok.
“Bocil disiksa tiap hari sama ayah kandung dan ibu tiri, ko tega banget,” tulis warga yang membagikan video terakhir sang bocah.
Alibi Ayah Sebut Anak Jatuh di Kamar Mandi
Sugeng, pemandi jenazah mengurai kesaksiannya saat memandikan jasad korban.
Sebab pemandi jenazah bernama Sugeng itu menyaksikan langsung kondisi terakhir korban hingga dimakamkan.
Sugeng mengungkapkan bahwa saat itu merasa janggal ketika melihat kondisi jenazah yang dipenuhi luka lebam.
Karena penasaran dengan luka tersebut, ia sempat memberanikan diri untuk menanyakannya langsung kepada orang tua korban.
Terlebih, kata dia, dalam formulir yang diterimanya penyebab kematian bocah berinisial MAA tersebut karena panas tinggi.
“Jawaban bapaknya ketika saya tanya ini kenapa mukanya lebam di sini, kenapa ini di bagian belakang juga ada lebam. Bapaknya menjawab, itu karena kejedot pintu, adapun luka di kepala, ini kenapa, ini bapaknya menjawab karena jatuh di kamar mandi,” ujarnya, Kamis (23/10/2025).
Meski sudah mendapatkan jawaban dari orang tua korban, namun di lubuk hatinya yang terdalam Sugeng masih tidak percaya.
Menurutnya luka yang dilihatnya sangat janggal dan tidak mungkin apabila hanya disebabkan oleh yang dikatakan oleh ayah dari anak tersebut.
Akan tetapi saat itu Sugeng tak bisa berbuat banyak dan tetap melakukan pemrosesan jenazah untuk dimakamkan.
Di dalam hatinya konflik batin bergejolak tak terhindarkan, di satu sisi ia curiga dengan penyebab kematian, namun di sisi lain ia bertugas sebagai pemandi jenazah.
“Namun saya bertahan karena itu bagian dari etika seorang pemandi jenazah tidak boleh menceritakan apapun yang dilihat ketika memandikan itu bagian dari adab, maka itu saya jaga,” katanya.
Proses mengkafani dan menyolatkan jenazah pun selesai, Sugeng bersama keluarga korban bergegas ke TPU Kalang Anyar yang berada di wilayah Desa Rawapanjang, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor.
Sementara itu terkait kasus penganiayaan tersebut, polisi turut memeriksa ayah kandung korban.
Sebab diduga ayah kandung korban tahu jika anaknya dianiaya ibu tiri tapi tak memberikan atensi lebih.
Belakangan sosok ayah kandung korban pun jadi sorotan.
Sugeng mengurai gelagat tak wajar ayah kandung korban.
Saat korban hendak dimakamkan, ayah kandung ogah menggunakan ambulans yayasan untuk mengangkut jenazah.
“(kata ayah korban) ‘lebih baik saya bawa saja pak Sugeng (jenazah), saya gendong saja pakai motor’,” ujar Sugeng menirukan ayah korban.
Lebih lanjut diungkap Sugeng, pemakaman korban juga tidak dihadiri banyak orang.
Hanya keluarga terdekat saja yang mendatangi kuburan korban.
“Untuk mengantar jenazah itu 2 (motor) ya saya sama keluarga, ini saya sama pak Wahyu pengurus RT4,” katanya.
Tetangga curiga
Setelah proses pemakaman selesai, Sugeng dihampiri oleh dua orang ibu-ibu yang merupakan tetangga korban.
Saat itu kedua ibu-ibu tersebut bertanya kepada Sugeng apakah jenazah sudah dimakamkan dan memberitahunya bahwa ada dugaan penganiayaan di balik kematiannya.
“Pak Sugeng, ini jenazah sudah dikubur? sudah kenapa bu? aduh, saya terlambat kenapa? ini menurut dia itu karena ini ada dugaan kekerasan dari orang tuanya,” ungkapnya.
Pernyataan ibu-ibu tersebut seolah menjawab kegundahan Sugeng yang selama pemrosesan jenazah hanya bisa memendam sendiri ketika melihat tubuh korban penuh luka lebam.
Sugeng yang sejak memandikan jenazah hanya menduga-duga pun menemukan titik terang sehingga dapat mengambil langkah.
“Jadi dari cerita itu menyambung dengan apa yang saya lihat akhirnya kami sepakat untuk melakukan pelaporan kepada pihak yang berwajib agar diproses untuk memperoleh kebenaran,” katanya.
Ia mengatakan pelaporan dilakukan oleh warga Perumahan Griya Citayem Permai yang merupakan lingkungan tempat tinggal korban.
Setelah hal itu dilaporkan, pihak kepolisian pun langsung mengamankan pelaku berinisial RN (30) yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka.
“Hari itu juga langsung langsung diproses, karena khawatir nya yang bersangkutan pergi dari rumah. Jadi langsung segera diamankan oleh pihak yang berwajib,” katanya.
Ibu Tiri Berstatus Tersangka
Seorang perempuan berinisial RN (30) ditetapkan menjadi tersangka kasus penganiayaan berujung kematian terhadap anak tirinya berisial MAA.
RN membeberkan alasan menganiaya korban selama tiga hari berturut-turut hingga tewas.
Pemicu RN melakukan perbuatan kejinya itu karena korban tidak mau menuruti perintah pelaku.
“Triger atau motif yang menjadi sebab pelaku melakukan penganiayaan tersebut adalah pelaku merasa kesal atau emosi ketika korban menolak diberikan makan atau disuapi makan, setiap harinya, tiap minggunya perlakuan terhadap pelaku kepada korban memang secara intensif dilakukan. Karena memang korban selalu menolak, tidak menuruti perintah pelaku,” kata Kompol Made Gede Oka Utama dilansir dari tayangan tv one news, Kamis (23/10/2025).
Sedangkan untuk alasan yang kedua pelaku RN melakukan KDRT terhadap korban karena tak mau dimintai uang jajan.
Setelah itu, pelaku RN tega menganiaya korban hingga tak sadarkan diri.
“Korban juga beberapa kali meminta uang jajan tidak diberi, akhirnya tersangka melakukan tindakan kekerasan kepada korban,” ujar Kompol Made Gede Oka Utama.
Lebih lanjut, pelaku mengungkap fakta yang lebih mencengangkan.
Rupanya RN sudah menganiaya korban sejak awal Oktober 2025.
“Penganiayaan atau pemukulan yang dilakukan ibu korban itu secara berkala telah dilakukan sejak awal bulan Oktober 2025. Jadi secara berkesinambungan, penganiayaan tersebut sudah dilakukan,” kata Kompol Made.
Selama berhari-hari, pelaku memukuli dan melukai tubuh korban hingga akhirnya bocah malang itu pingsan di hari keempat.
Korban akhirnya meninggal pada Senin (20/10/2025).
“Puncaknya tiga hari belakang ini, secara intensif penganiayaan tersebut secara masif dilakukan oleh pelaku terhadap korban sehingga mengakibatkan berapa luka di tubuh yang cukup banyak, mengakibatkan korban pada hari keempat mengalami pingsan dan meninggal dunia,” sambungnya.






