PR NTT – Warga Jawa Barat diimbau untuk bersiap menghadapi perubahan cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan. Setelah beberapa pekan terakhir diselimuti cuaca cerah berawan, kini langit Jawa Barat diperkirakan akan kembali diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
Fenomena ini menjadi tanda bahwa sebagian besar wilayah telah resmi memasuki musim hujan, meski ada sejumlah daerah yang masih berada dalam masa peralihan.
Menurut analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dinamika atmosfer di sekitar Pulau Jawa menunjukkan peningkatan aktivitas awan hujan.
Hal ini dipicu oleh adanya pertemuan angin (konvergensi) di wilayah selatan dan barat Jawa Barat yang berpotensi memperkuat pembentukan awan kumulonimbus jenis awan yang sering memicu hujan lebat disertai petir.
BMKG mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi hujan deras berdurasi singkat yang dapat terjadi secara lokal. Cuaca ekstrem ini bisa disertai petir dan angin kencang pada siang, sore, atau malam hari.
Dampaknya, bukan hanya genangan air, tetapi juga risiko banjir dan tanah longsor terutama di daerah-daerah yang memiliki kemiringan lereng tinggi atau drainase buruk.
“Perubahan cuaca yang cepat bisa menimbulkan dampak cukup signifikan bagi masyarakat.
Kami mengimbau agar warga lebih berhati-hati ketika beraktivitas di luar ruangan, dan segera berlindung jika tanda-tanda cuaca buruk mulai terlihat,” ujar Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung, Teguh Rahayu.
Berdasarkan laporan resmi BMKG, potensi hujan lebat dengan intensitas 50–100 milimeter per hari akan melanda sejumlah wilayah di Jawa Barat hingga 24 Oktober 2025.
Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut diperkirakan diguyur hujan deras pada 21 Oktober 2025, sedangkan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang berpotensi mengalami kondisi serupa pada 24 Oktober 2025.
Sementara itu, prakiraan umum cuaca di Jawa Barat menunjukkan kondisi cerah berawan hingga berawan, namun tetap berpeluang hujan ringan hingga lebat di beberapa titik.
Suhu udara diperkirakan berada pada kisaran 17–35 derajat Celsius, dengan tingkat kelembapan antara 55–95 persen. Angin bertiup dari arah tenggara dengan kecepatan 5–30 kilometer per jam.
Untuk wilayah Bandung Raya, BMKG memprediksi kondisi cuaca relatif dinamis. “Secara umum, cuaca di Bandung Raya akan cerah berawan hingga berawan, dengan potensi hujan ringan hingga sedang pada siang atau sore hari,” jelas Teguh Rahayu.
Ia juga merinci, suhu udara akan berkisar antara 20–33 derajat Celsius, kelembapan udara 50–90 persen, dan kecepatan angin antara 5–18 kilometer per jam.
Selain kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologis, BMKG juga mengimbau masyarakat agar menjaga kondisi tubuh di tengah cuaca yang berubah-ubah. “Pagi hari terasa dingin, siang hari panas, dan malam hari berpotensi hujan.
Karena itu, penting menjaga daya tahan tubuh dengan mengonsumsi air putih yang cukup, memperbanyak sayur dan buah, serta menggunakan pelindung seperti payung dan tabir surya,” imbuhnya.
BMKG juga mengajak masyarakat untuk selalu memantau pembaruan prakiraan cuaca melalui kanal resmi, baik melalui aplikasi, situs web, maupun media sosial.
Dengan begitu, masyarakat bisa mengambil langkah antisipatif lebih awal untuk menghindari dampak buruk dari cuaca ekstrem yang kemungkinan masih berlanjut hingga akhir Oktober.***






