Free Gift

Wisata Berkereta ke Garut–Tasikmalaya, Jawa Barat Bangkitkan Kembali Rute Favorit Wisatawan Dunia

BAGIKAN BERITA – Jalur wisata legendaris Garut–Tasikmalaya kembali dihidupkan melalui kegiatan Railways Scenic Panoramic Familiarization Trip to Garut–Tasikmalaya yang digelar pada 21–24 Oktober 2025. Event kolaborasi antara Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jawa Barat dan DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Jawa Barat ini diikuti oleh 21 pelaku pariwisata dari berbagai daerah di Indonesia hingga mancanegara, termasuk delegasi dari Afrika.

Adapun wisata yang dikunjungi dalam Railways Scenic Panoramic Familiarization Trip to Garut–Tasikmalaya yaitu Wisata Candi Cangkuang di Kecamatan leles, Garut; Desa Wisata Saung Ciburial di Sukalaksana, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut; Kebun Mawar SITUHAPA Samarang di Sukakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut; Toko Astiga di Sentra Kerajinan Kulit Sukaregang Garut; Chocodot Garut; Kampung Naga di Kabupaten Tasikmalaya; Wisata offroad Galunggung di Tasikmalaya; Edukasi Batik di Tasikmalaya hingga Wisata Sejarah Jembatan Cirahong di Manonjaya, Tasikmalaya.

Program ini bukan sekadar perjalanan wisata, tetapi misi untuk mengenalkan kembali potensi pariwisata di lintasan selatan Jawa Barat melalui moda transportasi kereta api—sebuah konsep yang kini kembali dilirik wisatawan dunia.

Kereta, Daya Tarik Wisata yang Tak Sekadar Transportasi

Kepala Disparbud Provinsi Jawa Barat Iendra Sofyan menegaskan, konsep wisata berbasis kereta api menjadi langkah strategis dalam mengembangkan pariwisata berkelanjutan dan merata di seluruh daerah.

“Kereta api di Jawa Barat punya sejarah panjang sejak 1800-an. Sekarang kita ingin menjadikannya bukan hanya alat transportasi, tapi juga daya tarik wisata,” ujar Iendra.

AA1P4BnA

Menurutnya, pariwisata berbasis kereta memiliki dua fungsi: akses sekaligus storytelling. Pemandangan alam, sejarah, hingga potensi ekonomi lokal di sepanjang jalur bisa dikemas menjadi pengalaman wisata tematik.

“Satu gerbong bisa diubah menjadi food stall, anak-anak senang, wisatawan pun menikmati perjalanan. Dengan begitu ekonomi lokal ikut bergerak, dari UMKM hingga agen travel lokal,” tambahnya.

Ia menekankan, Jawa Barat memiliki infrastruktur perkeretaapian terlengkap di Indonesia—dari kereta reguler, KRL, hingga Kereta Wisata Panoramic. “Dari Bandung ke Garut, Tasikmalaya, lalu dari Bandung ke Cirebon, semua bisa jadi rute unggulan. Ini bukan hanya perjalanan, tapi pengalaman,” tegasnya.

ASITA: Hidupkan Kembali Jalur Favorit Eropa dan Malaysia

Ketua DPD Asita Jawa Barat Daniel G. Nugraha mengungkapkan, jalur Garut–Tasikmalaya dahulu menjadi rute wajib wisatawan Eropa dan Malaysia pada 1990–2000-an. Namun, seiring kemacetan dan perubahan pola perjalanan, rute ini sempat ditinggalkan.

“Dulu wisatawan dari Eropa selalu singgah di Garut dan Tasik. Sekarang kami ingin menghidupkannya kembali,” kata Daniel.

Ia menjelaskan, wisata berkereta sangat diminati wisatawan mancanegara. “Sekitar 90 persen wisatawan Eropa yang datang ke Jawa Barat pasti menggunakan kereta api. Wisatawan Malaysia pun rata-rata naik kereta menuju Bandung,” jelasnya.

AA1P4soy

Dengan membangun kembali jalur wisata ini, Daniel berharap Tasikmalaya dan Garut tidak lagi sekadar lintasan, tetapi menjadi tujuan menginap.

“Semakin lama wisatawan tinggal, semakin besar perputaran ekonomi di daerah. Kami ingin lama tinggal meningkat dari rata-rata tiga hari menjadi tujuh hari,” ujarnya.

ASITA pun telah mempertemukan agen perjalanan dari luar Jawa dengan pelaku wisata lokal Tasik dan Garut untuk menyiapkan paket wisata tematik berbasis kereta api. “Dengan dukungan pemerintah provinsi dan daerah, kami optimistis jalur wisata selatan ini akan kembali bergairah,” pungkas Daniel.

Tasikmalaya, Epicentrum Pariwisata Priangan Timur

Sementara itu, Wakil Wali Kota Tasikmalaya Dicky Candra menilai kotanya memiliki posisi strategis sebagai episentrum kegiatan ekonomi dan pariwisata di wilayah Priangan Timur.

“Tasik itu pusat kegiatan wilayah timur, jadi harus menjadi payung bagi potensi wisata Garut, Ciamis, hingga Pangandaran,” ujar Dicky.

Ia mengungkapkan, pemerintah kota tengah menyiapkan sejumlah destinasi baru, termasuk wisata keluarga di kawasan Simpang Lima dan wisata air di sungai Citanduy. Tasik juga tengah menjajaki kerja sama G to G dengan kabupaten sekitar untuk memperkuat promosi bersama.

AA1P4zdB

Tak hanya wisata alam, Tasikmalaya memiliki potensi ekonomi kreatif yang besar: dari kelom geulis, bordir, batik, hingga kerajinan mendong.

“Tasik itu payung bagi semua potensi di Priangan Timur. Kami juga sedang memperjuangkan adanya bandara agar akses wisata makin mudah,” jelas Dicky.

Garut, Permata Jawa Barat dengan 200 Lebih Destinasi

Dari Garut, sambutan hangat datang dari Bupati Abdusy Syakur Amin, yang diwakili oleh Kepala Disparbud Garut Ir. Luna Aviantrin. Ia menegaskan, kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi antardaerah dalam memajukan wisata berbasis kereta api.

“Garut memiliki lebih dari 200 destinasi wisata—dari alam, budaya, hingga ekonomi kreatif. Kami ingin meningkatkan bukan hanya jumlah kunjungan, tapi juga lama tinggal wisatawan,” kata Luna.

Menurutnya, tantangan pariwisata saat ini adalah bagaimana menciptakan paket wisata yang terintegrasi dan berkesan, sehingga wisatawan betah lebih lama di daerah.

“Garut adalah permata Jawa Barat. Dengan keindahan alam, kuliner, dan budaya yang kaya, kami ingin destinasi kami makin dikenal secara nasional dan internasional,” tambahnya.

Kolaborasi, Kunci Kebangkitan Pariwisata Jabar

Event Railways Scenic Panoramic Familiarization Trip to Garut–Tasikmalaya menjadi bukti nyata sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan komunitas pariwisata. Dengan pendekatan kolaboratif, pariwisata Jawa Barat tidak hanya menghadirkan perjalanan indah, tetapi juga memberdayakan ekonomi lokal di setiap pemberhentian kereta.***

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar