Free Gift

Wisatawan ke Banda Neira Melonjak, Pelni Minta Dua Kapal Tambahan

Sabo – PT Pelayaran Nasional Indonesia atau PT Pelni (Persero) mencatat lonjakan jumlah wisatawan ke Banda Neira sejak Februari 2025 mencapai 15 persen. Angka itu meningkat dari rata-rata jumlah penumpang yang mencapai 1.000 orang per hari. 

Kepala Cabang PELNI Ambon Marthin Heryanto mengatakan, kenaikan ini terjadi karena banyak wisatawan baik domestik dan mancanegara yang ingin menikmati wisata sejarah dan bahari di Pulau Rempah tersebut. 

“Ketika saya di sini Februari lalu, wisatawan naik 15 persen. Penumpang meningkat semenjak adanya banyak konten tentang Banda Neira,” kata Marthin dalam Media Briefing di Ambon, Maluku, Senin (20/10). 

Imbas dari kenaikan itu, BUMN pelayaran itu pun meminta tambahan dua kapal agar para pelancong bisa tetap nyaman menyeberang ke destinasi eksotis kebanggaan Maluku Tengah tersebut. 

“Saya butuh dua kapal penumpang tambahan seiring meningkatnya wisatawan ke Banda Neira,” tambahnya. 

Bahkan, kata dia, dari sejumlah pengadaan tiga kapal penumpang baru dengan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp2,5 triliun yang ditargetkan selesai pada 2028. Marthin berharap bisa disalurkan untuk memenuhi pelayaran di Timur Indonesia. 

Adapun saat ini, terdapat empat kapal Pelni yang melayani rute ke Banda Neira, yaitu KM Labobar dengan kapasitas 3.000 penumpang, KM Pangrango (500 penumpang), KM Sangiang (500 penumpang), dan KM Sabuk Nusantara 106 (400 penumpang). 

Marthin mengungkapkan, kebutuhan penambahan kapal seiring dengan peningkatan jumlah wisatawan terjadi seiring gencarnya promosi wisata Banda Neira di media sosial. Terlebih, kapal laut ini menjadi satu-satunya transportasi masyarakat ke wilayah tersebut, selain pesawat berkapasitas maksimal 12 orang. 

Bahkan, peningkatan wisatawan dan penumpang masih akan terus terjadi. Utamanya pada waktu peak season, seperti Natal dan Tahun Baru. Pada 2024, penumpang kapal Pelni yang turun di Banda mencapai 49.529. Sementara itu, hingga September 2025 tercatat sebanyak 42.200. 

“Kami perkirakan lonjakan akan terus terjadi hingga tahun baru nanti,” jelas Marthin. 

Saboberkesempatan berlayar bersama KM Sangiang dari Ambon menuju Banda Neira pada Senin siang (20/10) hingga Selasa pagi (21/10). Dalam pelayaran dengan total penumpang mencapai 300 orang, ada banyak dari mereka yang rela menyebrang meskipun tidak memperoleh tempat duduk alias no seat.

Salah satunya, seperti di alami Jamaitan (45), warga asli Banda, mengaku tak punya pilihan lain untuk bisa nyebrang ke kota kelahirannya. Meski harus membeli tiket tanpa tempat duduk, ia mengaku tetap merasa nyaman. 

Terlebih, khusus di kapal ini setiap penumpang diperkenankan untuk menyewa sebuah kasur di KM Sangiang dengan hanya menjaminkan KTP asli kepada Anak Buah Kapal (ABK). 

“Ini pinjam sama ABK kapal. Tidak bayar, enak, gratis. Biar tak dapat tiket, dan tak dapat tempat tidur kan ada kasur-kasur lebih kalau di Kapal Sangiang,” ujar Jamaitan kepada Sabo.

“Kalau kapal lain, tak ada yang begini. Cuma ini Kapal Sangiang. Kalau di Kapal Pangrango dapat karpet kecil itu (matras). Itu taruh KTP dan tidak bayar,” tambahnya. 

Kendati begitu ia pun berharap adanya tambahan kapal di jalur Ambon – Banda. Menurut pengakuannya, rute Ambon ke Banda terbatas dan tidak ada setiap hari. 

“Turun dari Ambon ke Banda itu lama. Kalau dari Banda ke Ambon kan dua kali, kalau dari Ambon turun Banda bisa satu bulan satu kali,” tutur Jamaitan. 

Berdasarkan pantauan Sabo, pelayaran dari Ambon ke Banda khusus bulan ini akan tersedia lagi pada Sabtu, 25 Oktober 2025 dengan KM. Labobar. Kemudian baru tersedia lagi keberangkatan pada Senin, 3 November 2025 dengan KM. Sangiang.

Want a free donation?

Click Here

Related Post

Tinggalkan komentar